Cara Hidup Orang Kristen
Menurut KBBI sukacita itu: suka hati; girang hati; kegirangan. Tahukah kamu bahwa kata
sukacita/bersukacita memiliki jumlah yang sangat banyak yaitu 87 dari 82 ayat
(TB). Nah menurut kalian sukacita itu apa? Apakah sukacita itu selalu identik
dengan mendapatkan hadiah atau mendapatkan nilai bagus atau apa? Menurut
beberapa orang, saya bersukacita karena saya mendapatkan nilai bagus, yang lain
mengatakan pada saat ulang tahun saya dibelikan mobil Ferrari, yang lain
mengatakan saya bersukacita karena saya naik pangkat dalam pekerjaan, ada juga
yang mengatakan saya bersukacita karena akhirnya setelah penantian panjang
akhirnya bisa menikah juga, dsb. Lalu bagaimana menurut Alkitab?
Alkitab
mengatakan dalam Lukas 6:20-26 dan Matius 5:1-12. Berbahagia dalam ayat di atas
dalam Bahasa Yunani ditulis “Makarioi” (sg: makarios) yang artinya
terbekatilah. Dalam hal ini tidak ditulis “eulogia” (Ibr: beraka). “Eulogia”
umumnya dipakai dalam doa untuk memberkati seseorang misalnya, “Tuhan
memberkati anak-anak ini”. Kata “Makarios” (greek) atau “asir” (Hebrew)
merupakan kata yang unik, yang artinya terbekati. Jadi orang yang berbahagia
adalah orang yang diberkati Tuhan. Berkat Tuhan itulah yang membuat seseorang
dapat menikmati kehidupan yang indah. Ada orang yang mencoba mengganti
“Berbahagia” dengan “Bersukacita” (Happy). Berbahagia berbeda dengan
bersukacita. Sebab sukacita mengungkapkan keadaan subjektif, sedang penilaian
yang Yesus berikan adalah objektif. Ia menceritakan bukan suatu perasaan,
melainkan pendapat Yesus tentang keadaan.
Hal-hal apa saja yang disebut sebagai
orang keberkatan:
Kalau kita benar-benar mengandalkan Tuhan 100%, maka kita akan merasakan
pekerjaan Tuhan yang sangat dasyat dalam kehidupan kita. Untuk bisa melihat
seseorang penuh dengan apa dalam kehidupannya, kita bisa mengetahuinya dengan
apa yang dibagikannya atau apa yang disampaikannya. Kalau yang disampaikannya
adalah maki, kata-kata kotor, balas dendam, kedengkian, dsb. Berarti orang
tersebut penuh dengan hal itu. Kalau orang tersebut mengatakan dalam setiap
kehidupannya kata-kata yang menguatkan, FT, dsb. Maka orang itu penuh dengan
hal itu. Dalam kasus ini tidaklah dibuat-buat. Seringkali orang akan bisa
mengeluarkan kata yang berada dalam hatinya kalau dalam keadaan spontanitas
atau bisa dibilang keceplosan.
2 2. Matius 5:4 berbunyi “blessed are
those who mourn, for they will be comforted. (New EnglishTranslation)”. Di sini
dikatakan bahwa diberkatilah orang yang berdukacita. Berdukacita yang dimaksud
lebih kearah berdukacira karena setiap dosa-dosa yang ada. Berdukacita terhadap
dosa artinya tidak mau berbuat dosa. Berdukacita di sini bukanlah berarti
merenungkan nasibnya, tetapi berdukacita karena setelah miskin dalam roh lalu
Kristus memenuhi hidupnya, sehingga dapat melihat isi dunia ini penuh dengan
dosa, kegelapan, dan keduniawian. Dahulu tidak melihat hal ini, tetapi sekarang
melihat dengan jelas bahwa dunia ini akan dibinasakan. Ia sangat berdukacita
sebab melihat ada banyak orang yang akan binasa. Ia berdukacita sebab banyak
orang yang menolak Kristus, menghalangi pekerjaan Roh Kudus, menelantarkan
gereja. Orang yang berdukacita seperti ini akan mendapatkan penghiburan Tuhan
(Mzm 119:136). Walaupun berdukacita, tetapi mempunyai pengharapan yaitu Yesus
Kristus, sehingga mendapatkan penghiburan. Baca 2Kor 1:3-11.
3 3. Matius 5:5 berbunyi “Blessed are the
meek, for they will inherit the earth.(New English Translation)”. Lemah lembut
(praeis berarti lembut, rendah hati, baik budi, sopan dan di dalamnya
terkandung pengertian penguasaan diri) di sini bukan berarti ramah atau rendah
hati, sebab praeis artinya sikap lembut yang dapat ditunjukkan di saat
menghadapi serangan atau kemarahan dengan tidak berniat untuk membalas. Contoh
karakter orang yang bisa kita lihat adalah Musa. Selain itu lemah lembut
artinya mau menanggung beban walaupun penuh sengsara sekalipun. Ketika melihat
dunia yang penuh dengan pemberontakan kepada Allah, hatinya berdukacita, lalu
dengan penuh kelembutan ia mau memikul beban itu dan berdoa syafaat bagi seisi
dunia. Musa dikenal sebagai orang yang lembut hatinya, sebab ia mau menanggung
beban seluruh orang Israel, bahkan kelembutan hatinya membuat ia rela namanya
dicoret dari Buku Kehidupan, asal bangsa
Israel selamat (Ulg 32:32). Ia rela mati, demi bangsanya.
Demikian juga Yesus, rela mati demi seluruh umat manusia. Tidak heran,
Allah menobatkan Dia menjadi Tuhan dan Kristus (Kis 2:36), Kepala segala
sesuatu, baik yang di Surga maupun yang di bumi (Ef 1:10). Untuk mendapatkan
hati yang lemah lembut orang tersebut terlebih dahulu harus berdukacita
terhadap kejahatan. Jika kita memandang bahwa kejahatan seseorang akan
mendatangkan maut, tentu kita akan melawannya dengan cara mendoakannya.
Sehingga lama kelamaan kelemah lembutan itu terbentuk. Kelemah lembutan
terbentuk karena adanya kekerasan, tetapi tidak bereaksi melawan. Selain itu
dijelaskan juga bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki bumi. Artinya bahwa
ketika orang itu lemah lembut, ia akan bisa mendapatkan hati orang lain. Ketika
kita sudah bisa memenangkan hati orang lain, maka apapun akan diberikan.
5. Matius 5:7 berbunyi “Blessed are the merciful, for they will be shown mercy. (New English Translation)”. Orang yang berbahagia adalah orang yang memiliki hati yang murah. Inilah kekayaan yang tidak dimiliki dunia. Murah hari (eleeemoon) adalah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang lain. Dunia sama sekali tidak mengenal murah hati, sebagaimana juga gereja yang sudah mendunia, yang sudah kehilangan sifat ilahinya. Dunia lebih suka membuat dirinya kebal terhadap kesengsaraan dan ratap tangis manusia. Dunia menutup mata dan telinga akan kemurahan, tetapi terbuka akan pembalasan. Berapa banyak orang yang mau meminta maaf dan yang mau memaafkan? Terlalu sedikit. Banyak orang yang bersalah masih mencoba membela diri dengan menyalahkan orang lain. Dendam kesumatlah yang paling menggairahkan baginya, kalau bisa terus menerus sampai tujuh turunan.
Tetapi pengampunan? Itu terlalu lembek, dan sama sekali tidak merangsang.
Namun, bagi mereka yang menunjukkan murah hati, tak ada pilihan lain yang
imbalannya lebih luhur, “Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang. Bapamu yang
di Surga akan mengampuni kamu juga” (Mat 6:14). Dalam kemurahan di sini bukan
berarti ketika kita mendapatkan sesuatu langsung dikasih kepada orang lain.
Sebagai contoh, ada orang yang ketika sudah mendapatkan uang, dia langsung
membagi-bagikannya tanpa memikirkan hari esok. Memang orang ini memiliki hati
yang murah, tetapi dia salah karena tidak memikirkan akan hari kedepan. Tuhan
kurang setuju akan hal ini, dia memang murah hati, tetapi dia tidak bisa
mengelola atau mengatur keuangannya. Tuhan mau bahwa kita memiliki hati yang
murah hati dan juga bisa mengatur segala sesuatunya.
6 6. Matius 6:8 berbunyi “Blessed are the
pure in hearth, for they will see God. (New English Translation)”. Jika seseorang
hidup benar, maka hubungan dengan diri sendiri akan baik; jika seseorang
bermurah hati maka hubungan dengan orang lain akan baik; sedangkan jika
memiliki hati yang murni, maka hubungan dengan Allah akan baik. Apakah hati
yang murni (katharos) itu? Hati yang murni itu adalah hati yang tidak
dicampuri oleh perkara duniawi, hati yang bulat (tidak mendua hati), hati yang
tidak tahu bersandiwara. Itulah hati yang tulus yang tertuju kepada satu
sasaran yaitu merampungkan kehendak Allah bagi kemuliaan Allah (1Kor 10:31).
Tidak ada motivasi duniawi, tujuannya Allah saja. Baik dalam bekerja, ibadah,
pelayanan semua dengan motivasi yang murni dan tulus. Dalam Mazmur 24 dikatakan
bahwa orang “yang bersih tangannya dan yang murni hatinya” adalah orang “yang
tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan (penyembahan berhala) dan yang tidak
bersumpah palsu.” Artinya dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia ia
bersih dari segala kepalsuan. Jika hati kita murni dalam mencari Allah, maka
kita akan melihat Allah. Bilamana kita
memiliki hati yang murni? Jikalau kita memiliki kemurahan hati kepada sesama
manusia. Sebab kemurahan hati akan menghilangkan kemunafikan, dan jika sikap
munafik hilang, maka kemurnian akan muncul.
7 7. Matius 5:9 “Blessed are the
peacemakers, for they will be called the children of God. (New English
Translation)”. Orang yang berbahagia adalah orang yang suka mendamaikan.
Siapakah yang bisa mendamaikan orang? Orang yang memiliki hati yang murni,
tanpa kemurnian hati, perdamaian tidak akan terjadi. Sebab kemurnian, ketulusan
hati akan mempersatukan. Tuhan Yesus akan mendamaikan kita dengan Bapa di
Sorga, karena hati Yesus itu murni. Demikian juga Allah memilih kita supaya
bisa membawa damai (eireenopoio-peace
makers) bagi manusia, bukan menciptakan kerusuhan atau pemberontakan (Ibr
12:14). Dalam Matius 10:34-36 Tuhan berkata, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku dating bukan untuk membawa damai,
melainkan pedang. Sebab Aku dating untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang
ialah orang-orang seisi rumahnya. ” Maksudnya bahwa kedatangan-Nya akan membawa
konflik, bahkan konflik antar seisi rumah. Jika ingin hidup berkenan bagi Dia,
maka haruslah mengasihi dan menomor-satukan Dia di atas segala-galanya, bahkan
di atas sanak saudara yang paling dekat dan paling dikasihi sekalipun. Kita
bukan sumber konflik, tetapi pengenalan kita kepada Tuhan menyebabkan terjadi
pemisahan dengan orang lain, sebab prinsip dan pandangannya berbeda. Namun
secara pasti ajaran Yesus dan para rasul untuk jangan mencari gara-gara atau
menjadi sumber konflik. Sebaliknya, kita terpanggil untuk hidup dalam damai (1Kor
7:15), kita harus giat mencari “kedamaian” (1Ptr 3:11), kita harus “berusaha
hidup damai dengan semua orang” (Ibr 12:14), kita harus “hidup dalam perdamaian
dengan semua orang” (Rm 12:18).
8. Matius 5:10 berbunyi “Blessed are
those who are persecuted for righteousness, for the kingdom of heaven belongs
to them. (New English Translation)”. Dari pembicaraan Dari pembicaraan Yesus tentang membawa damai,
sekarang beralih kepada dianiaya, dari usaha merekonsiliasi ke pengalaman
dimusuhi. Seolah-olah Tuhan mengatakan bahwa untuk menjadi seorang pendamai
akan mengalami aniaya, sebab tidak semua orang mau menerima usul perdamaian.
Tidak semua usaha rekonsiliasi berhasil. Seluruh dunia penuh dengan
ketidak-benaran, sebab di bawah cengkeraman si jahat. Jika kita lapar dan haus
akan kebenaran, kita akan teraniaya karena kebenaran. Demi Kerajaan Surga kita
perlu membayar harga atas kebenran yang kita cari. Jika benar demi Kerajaan
Surga, kita mendapat aniaya dan penderitaan. Misalnya, dalam lingkungan
pekerjaan, kita mengetahui ada sesuatu yang tidak beres. Karena bermaksud
bertindak menurut kebenaran dalam situasi itu, tidak jarang aniayalah yang
diterima. Orang yang dianiaya karena kebenaran adalah orang yang berbahagia, “karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.”
Jika mencari kebenaran dengan membayar harga, Kerajaan Surga akan menjadi milik
kita. Apakah yang membuat kita bertahan dalam penganiayaan? 2Kor 4:9a berbunyi
“Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan
sendirian.”
9. Matius 5:11-12 berbunyi “Blessed are
you when people insult you and persecute you say all kinds of evil things about
you falsely on account of me. Rejoice and be glad because your reward is great
in heaven, for they persecuted the
prophets before you in the same way. (New English Translation)”. Bagaimana
reaksi yang diharapkan Yesus dari para murid jika dianiaya? Bersukacitalah dan
bergembiralah. Kita tidak boleh balas dendam seperti yang dilakukan orang pada
umumnya, kita tidak boleh berbelas kasihan pada diri sendiri, kita tidak boleh
acuh melainkan bersukacita dan bergembira. Mengapa harus bergembira? Sebab
upahmu besar di Sorga. Kita mungkin akan kehilangan segala-galanya di dunia,
tetapi kita akan mewarisi segala-galanya di Sorga. Penganiayaan merupakan salah
satu bukti keaslian kekristenan kita, sebab demikian juga telah dianiaya
nabi-nabi yang sebelum kamu. Namun alasan utama mengapa harus bersukacita,
ialah karena kita menderita, seperti yang dikatakan-Nya, “Karena Aku” (ay 11).
Dari sejarah, diketahui bahwa para pengikut Kristus yang setia senantiasa
berada di bawah aniaya. Sejak abad permulaan berdirinya gereja, kaum beriman
sudah dihadapkan pada penganiayaan mengerikan di bawah kekuasaan Romawi.
Penganiayaan pertama dibangkitkan oleh Nero (54-68 M.) kira-kira 64 M.
kemarahannya terhadap orang Kristen di Roma begitu sengit sehingga sejarawan
gereja Eusebius mencatat, “Siapapun dapat melihat kota-kota penuh dengan mayat
manusia, yang tua terbaring bersama dengan yang muda, dan mayat
perempuan-perempuan dibuang…, tanpa pernghormatan di jalan-jalan terbuka.”
Orang-orang Kristen dibuat menjadi kambing hitam atas terbakarnya kota Roma.
Sejumlah besar orang Kristen ditangkap dan dihukum. Alat-alat yang sadis
dipakai oleh Nero termasuk membakar orang Kristen hidup-hidup untuk menyalakan
taman Nero. Mereka yang martir pada masa itu antara lain Paulus (67 M.) dan
Petrus (69 M.). Bahkan penganiayaan terus berlangsung sampai sekarang ini di
berbagai banyak Negara. Kita tidak usah heran kalau kebencian kepada orang
Kristen meningkat, kita malahan harus heran bila itu tidak terjadi. Paradoksnya
jika semua orang memuji, itulah celaka. Sebab itulah nabi palsu. Sebagaimana
nabi palsu akan menikmati popularitas universal, demikian pula nabi-nabi Tuhan
akan menderita siksaan dan pemburuan sepanjang masa. Penderitaaan adalah
lencana kemuridan yang sejati murid tidak lebih besar dari gurunya. Mengikut
Yesus berarti passio passive, menderita
sebab kita mesti menderita. Itulah sebabnya Martin Lither menganggap
penderitaan termasuk ciri khas gereja sejati.
10. Dalam injil Lukas perkataan
berbahagia ini dotambahkan dengan ucapan Yesus, “Tetapi celakalah kamu, hai
kamu yang kaya, karena dalam kekayaannya kamu telah memperoleh penghiburan,
celakalah kamu yang sekarng ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu
yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah
kamu jika semua orang memuji kamu, karena secara demikianlah juga nenek monyang
mereka telah
11. There
are no sources in the current document.berbahagia.
Setelah kita
baca penjelasan yang ada di atas, ada 9 point tingkatan yang ada. Nah, sekarang
kalian berada di posisi bagian mana? Seandainya apabila saudara berada di point
tingkatan no 1, janganlah bersedih, sebab tidak ada kata terlambat bagi Tuhan.
Mulailah ambil komitmen bahwa saudara sangat butuh Yesus seperti orang yang
sangat miskin yang selalu bergantung pada orang lain. Demikianlah kita harus
seperti itu, kita bukan bergantung pada orang lain, tetapi kita
bergantung/berharap penuh pada Yesus.
References
SURIA,
I. (2013). KEHIDUPAN YESUS KRISTUS. (Santi-Amadeus, Ed.) MALANG, JAWA
TIMUR, INDONESIA: YT Leadership Foundation. Retrieved February 2015