koreksi pribadi kita setelah membaca kiriman ini..
Jangan Pernah Terlambat Memberitakan Injil
Saya ingin sharing tentang apa yang saya dapat di kebaktian hari minggu
ini di gereja saya. Saya sangat tersentuh oleh sebuah kesaksian Ps.
Philip Mantofa tentang bagaimana suatu hari dia tidak taat pada suara
Tuhan, yang mengakibatkan seseorang meninggal bunuh diri sebelum dia
mengenal Yesus. Berikut kira-kira ceritanya :
Saat itu saya
belum menjadi seorang penginjil. Saya masih berkuliah di sekolah
Teologia di Vancouver, Canada. Suatu hari saat saya datang ke sebuah
acara bazaar, tiba-tiba seorang laki-laki berumur belasan tahun
menghampiri saya dan mengajak saya berkenalan. Dari penampilan luarnya,
dia sangat rapi dan terlihat seperti orang baik-baik.
Kami
berbincang-bincang sebentar dan saling bertanya tentang sekolah kami.
Setelah dia mengetahui bahwa saya bersekolah di sekolah Alkitab, dia
tiba-tiba bertanya, “Apakah kamu pernah tidur dengan wanita?”. “Tidak,
bagaimana denganmu?”, jawab saya. “Oh..benarkah? Saya sudah tidur dengan
banyak wanita. Saya ingin bertanya, apakah menurutmu itu dosa?”,
katanya. Kemudian dia menceritakan tentang kehidupannya yang begitu
kelam. Dengan terus terang saya mengatakan bahwa itu dosa dan saya coba
menjelaskan tentang kebaikan Yesus dan bagaimana Dia sanggup memulihkan
hidupnya. Singkat cerita, dia mau ketika saya mengajaknya untuk ke
gereja.
Hari minggunya dia datang bersama kakak laki-lakinya.
Ketika kebaktian sedang berlangsung, tiba-tiba saya melihat kakaknya
menarik-narik dia untuk mengajaknya pulang. Dia terlihat kebingungan
antara ingin melanjutkan ibadah dan mengikuti ajakan kakaknya yang
sedikit memaksa itu. Akhirnya saya hanya bisa melihat mereka keluar dari
ruangan ibadah tersebut tanpa bisa melakukan apa-apa.
Esok
paginya, saya harus pulang ke Indonesia karena ada suatu urusan.
Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5 pagi Tuhan tiba-tiba membangunkan
saya. Dan saya mendengar suara Tuhan dalam hati saya, Dia berkata,
“Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku mengasihinya.”
“Ah Tuhan.. Bagaimana kalau nanti saja? Ini kan masih pagi sekali.. ” jawab saya dalam keadaan masih mengantuk.
Untuk kedua kalinya Tuhan berkata, “Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku sangat mengasihinya.”
“Ah Tuhan.. nanti saja setelah saya balik lagi ke Canada baru saya
telpon dia, dan saya akan ajak dia ke gereja lagi. Mungkin itu lebih
baik.”
Namun suara itu masih berulang-ulang kali terdengar
dalam hati saya. Saya tetap mengacuhkan suara tersebut dan menganggap
bahwa masih ada waktu lain untuk mengatakannya.
Siang harinya,
saya naik pesawat terbang untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di
Indonesia, saya mendengar sebuah kabar bahwa laki-laki tersebut tewas
karena bunuh diri. Dia dikabarkan lompat dari apartement bersama kakak
laki-lakinya pada pukul 6 pagi tadi.
Setelah mendengar kabar
tersebut saya sangat shock. Saya begitu merasa bersalah dan saya
langsung meminta maaf kepada Tuhan karena tidak menuruti perintah-Nya
pagi tadi. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa hal yang saya anggap
sangat sepele bisa berakibat fatal seperti itu. Ini adalah sebuah
kejadian yang begitu memukul saya dan tidak akan pernah saya lupakan
seumur hidup. Sejak saat itu, saya berjanji tidak akan pernah melewatkan
kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang lain, terutama kepada
orang-orang yang saya sayangi. Saya berjanji…
Teman-teman, dari
kesaksian ini saya belajar bahwa sebuah kesempatan mungkin tidak akan
datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kita harus menceritakan
tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain, terutama kepada keluarga dan
orang-orang terdekat kita selagi kita masih memiliki kesempatan itu,
karena Tuhan telah memilih kita sebagai penjaga kaum Israel (Yeh 3:17).
Dan jangan sampai karena kita melewatkan kesempatan itu, kita jadi
menyesal nantinya. Jadi, gunakan setiap kesempatan yang ada untuk
menceritakan kebaikan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Kalau Aku
berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! –dan engkau
tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan
orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang
jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut
pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau
memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya
dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi
engkau telah menyelamatkan nyawamu. (Yeh 3:18-19)
Rabu, 12 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar