Selasa, 18 Februari 2014

Allah Sumber Damai Sejahtera

Standard



1. Yesus Menawarkan kepada Kita Damai Sejahtera Bersama Allah
    Mungkin kita belum pernah menyadari bahwa jika kita berusaha hidup menurut keinginan diri sendiri, bukan seturut kehendak Allah, sesungguhnya kita sedang berkonflik dengan Allah. Allah menciptakan kita untuk hidup menurut kehendak-Nya, tetapi selama ini kita hidup dalam pemberontakan melawan Allah. Alkitab menyebut ini sebagai masalah yang universial, di dalam Yesaya 53:6 "Kita semua seperti domba yang berkeliaran lalu tersesat. Kita semua telah mengerjakan apa yang kita anggap benar, berjalan menurut jalan kita sendiri. Namun, Allah telah menimpakan seluruh dosa kita, segala kesalahan kita pada-Nya (Yesus)". Ini merupakan perang tertutup dengan Allah, di sini setiap kita memutuskan untuk tidak menaati perintah Allah yang menimbulkan ketegangan di dalam pikiran kita dan keletihan pada tubuh kita.

2. Yesus Menawarkan kepada Kita Damai Sejahtera dari Allah
    Begitu kita berdamai dengan Allah, kita akan mulai merasakan damai sejahtera dari Allah di dalam hati dan pikiran kita. Semakin kita berdoa, semakin berkurang rasa panik kita. Semakin kita menyembah, semakin kekurangan kekuatiran kita. Kita akan merasakan kesabaran kita bertambah dan rasa tertekan kita berkurang. Alkitab berjanjian, di dalam Yesaya 26:3 "Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."
Yesus berjanji di dalam Matius 11:28-29, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegahan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

3. Yesus Menunjukan kepada Kita Cara Berdamai dengan Manusia
    Segera setelah kita berdamai dengan Allah dan kita mulai merasakan damai sejahtera dari Allah di dalam hati kita. Allah menginginkan kita mengalami sukacita karena hidup berdamai dengan semua orang di dalam hidup kita.
Dia melakukan hal ini dengan cara yang mengubah kita menjadi pembawa damai. Allah akan memberikan kepada kita hasrat, lalu kemampuan dan kekuatan, untuk hidup damai dengan sesama di dalam hidup kita yang sebelumnya pernah terlibat konflik dengan kita. Di dalam 2 Korintus 5:18 "Semua ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, dan yang selanjutnya memanggil kita untuk berdamai dengan sesama."
Ketika Kristus masuk ke dalam kehidupan kita, salah satu hal yang kita lihat bedanya adalah di dalam hubungan kita. Apakah kita menginginkan kehadiran Allah dalam hidup dan karier kita? Yesus berfirman, di dalam Matius 5:9 "Berbahagialah orang yang membawa Damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Sungguh alangkah indahnya hidup dalam perdamaian dengan semua orang. Di mana ada kedamaian disitu ada berkat-berkat Tuhan mengalir. Namun konflik sering terjadi di mana-mana, akibat dari sifat manusia yang berjalan menurut kehendaknya sendiri dan merasa dirinya benar. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus membawa mereka damai di manapun kita berada. Kita harus memberitakan tentang Kristus, karena Dialah sumber damai.

Rabu, 12 Februari 2014

Kesaksian Di Gereja

Standard
koreksi pribadi kita setelah membaca kiriman ini..
Jangan Pernah Terlambat Memberitakan Injil

Saya ingin sharing tentang apa yang saya dapat di kebaktian hari minggu ini di gereja saya. Saya sangat tersentuh oleh sebuah kesaksian Ps. Philip Mantofa tentang bagaimana suatu hari dia tidak taat pada suara Tuhan, yang mengakibatkan seseorang meninggal bunuh diri sebelum dia mengenal Yesus. Berikut kira-kira ceritanya :

Saat itu saya belum menjadi seorang penginjil. Saya masih berkuliah di sekolah Teologia di Vancouver, Canada. Suatu hari saat saya datang ke sebuah acara bazaar, tiba-tiba seorang laki-laki berumur belasan tahun menghampiri saya dan mengajak saya berkenalan. Dari penampilan luarnya, dia sangat rapi dan terlihat seperti orang baik-baik.

Kami berbincang-bincang sebentar dan saling bertanya tentang sekolah kami. Setelah dia mengetahui bahwa saya bersekolah di sekolah Alkitab, dia tiba-tiba bertanya, “Apakah kamu pernah tidur dengan wanita?”. “Tidak, bagaimana denganmu?”, jawab saya. “Oh..benarkah? Saya sudah tidur dengan banyak wanita. Saya ingin bertanya, apakah menurutmu itu dosa?”, katanya. Kemudian dia menceritakan tentang kehidupannya yang begitu kelam. Dengan terus terang saya mengatakan bahwa itu dosa dan saya coba menjelaskan tentang kebaikan Yesus dan bagaimana Dia sanggup memulihkan hidupnya. Singkat cerita, dia mau ketika saya mengajaknya untuk ke gereja.

Hari minggunya dia datang bersama kakak laki-lakinya. Ketika kebaktian sedang berlangsung, tiba-tiba saya melihat kakaknya menarik-narik dia untuk mengajaknya pulang. Dia terlihat kebingungan antara ingin melanjutkan ibadah dan mengikuti ajakan kakaknya yang sedikit memaksa itu. Akhirnya saya hanya bisa melihat mereka keluar dari ruangan ibadah tersebut tanpa bisa melakukan apa-apa.

Esok paginya, saya harus pulang ke Indonesia karena ada suatu urusan. Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5 pagi Tuhan tiba-tiba membangunkan saya. Dan saya mendengar suara Tuhan dalam hati saya, Dia berkata, “Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku mengasihinya.”

“Ah Tuhan.. Bagaimana kalau nanti saja? Ini kan masih pagi sekali.. ” jawab saya dalam keadaan masih mengantuk.

Untuk kedua kalinya Tuhan berkata, “Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku sangat mengasihinya.”

“Ah Tuhan.. nanti saja setelah saya balik lagi ke Canada baru saya telpon dia, dan saya akan ajak dia ke gereja lagi. Mungkin itu lebih baik.”

Namun suara itu masih berulang-ulang kali terdengar dalam hati saya. Saya tetap mengacuhkan suara tersebut dan menganggap bahwa masih ada waktu lain untuk mengatakannya.

Siang harinya, saya naik pesawat terbang untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, saya mendengar sebuah kabar bahwa laki-laki tersebut tewas karena bunuh diri. Dia dikabarkan lompat dari apartement bersama kakak laki-lakinya pada pukul 6 pagi tadi.

Setelah mendengar kabar tersebut saya sangat shock. Saya begitu merasa bersalah dan saya langsung meminta maaf kepada Tuhan karena tidak menuruti perintah-Nya pagi tadi. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa hal yang saya anggap sangat sepele bisa berakibat fatal seperti itu. Ini adalah sebuah kejadian yang begitu memukul saya dan tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Sejak saat itu, saya berjanji tidak akan pernah melewatkan kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang lain, terutama kepada orang-orang yang saya sayangi. Saya berjanji…

Teman-teman, dari kesaksian ini saya belajar bahwa sebuah kesempatan mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kita harus menceritakan tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain, terutama kepada keluarga dan orang-orang terdekat kita selagi kita masih memiliki kesempatan itu, karena Tuhan telah memilih kita sebagai penjaga kaum Israel (Yeh 3:17). Dan jangan sampai karena kita melewatkan kesempatan itu, kita jadi menyesal nantinya. Jadi, gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menceritakan kebaikan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! –dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. (Yeh 3:18-19)

~ BUAH KESABARAN ~ By: Apriyani Lasena

Standard



MENDAKI GUNUNG BERSAMA YESUS

Ada dua orang pendaki gunung yang sudah mendaki sampai setengah tebing sebuah gunung. Pada awalnya mereka tampak sangat bersemangat dan memulai pendakian dengan penuh keyakinan. Namun pada pertengahan jalan, mereka mulai kelelahan.

Pendaki yang pertama memutuskan untuk berhenti mendaki karena dirasa kekuatannya sudah tidak memungkinkan untuk menyelesaikan pendakian hingga ke puncak. Pendaki pertama merasa tidak mampu menakhlukkan sebuah gunung.

Berbeda halnya dengan pendaki yang kedua. Meski pun lelah ia tetap berusaha untuk menyelesaikan pendakiannya. Ia tetap yakin bahwa gunung itu akan berada di bawah kakinya. Dengan penuh kesabaran, ia mulai memijakkan kaki pada batu-batu yang terjal dan tajam sampai pada akhirnya gunung pun ia takhlukkan.

***
Dalam sebuah perjalanan hidup, kita pasti akan menemui sebuah gunung-gunung yang menghadang langkah kita. Banyak orang yang menyerah terlebih dahulu tanpa sedikit pun mencoba untuk melewatinya.

Orang yang sabar dengan setiap masalah yang terjadi dalam hidupnya dan selalu yakin bahwa ia dapat melaluinya adalah ciri-ciri seorang pemenang.
Tidak ada gunung yang tidak dapat ditakhlukkan.
Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Dalam setiap perlombaan pasti akan ada garis finisnya.
Dan apabila kita hidup di dalam Tuhan, maka bersiaplah untuk menjadi pemenang dalam semua tantangan.

"Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati" Pengkhotbah 7:8

Tuhan Yesus memberkati anda selalu.

Selasa, 11 Februari 2014

Tetap Bersyukur :)

Standard

TEMUKANLAH SATU ALASAN UNTUK BERSYUKUR KEPADA TUHAN


 Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
Mazmur 92:2-3

Pernahkah Anda merenungkan bahwa mungkin Anda tidak sedang mendapatkan jawaban dari doa-doa Anda karena Anda tidak bersyukur atas apa yang Tuhan telah lakukan bagi Anda? Pikirkanlah sebagai seorang orang tua. Jika anak Anda bersyukur dan ia sungguh-sungguh berterima kasih kepada Anda atas apa yang telah Anda lakukan, Anda ingin melakukan lebih banyak lagi baginya. Di sisi lain, jika anak Anda tidak berterima kasih, dan semua yang ia lakukan adalah meminta lebih banyak lagi, Anda sangat tidak suka menolong anak tersebut.

Itu sama dengan Tuhan, firman Tuhan mengajarkan kita bahwa kita seharusnya senantiasa bersyukur kepada Tuhan; kita seharusnya hidup dengan sikap bersyukur.

Anda mungkin berkata, “Aku telah melalui banyak kekecewaan. Aku kehilangan bisnisku tahun lalu. Pernikahanku tidak berhasil. Aku kehilangan begitu banyak. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan aku bersyukur?”.

Tetapi jika saja bukan karena kebaikan Tuhan, Anda mungkin telah kehilangan semua. Jika bukan kemurahan Tuhan, Anda mungkin bahkan tidak ada disini hari ini. Berhentilah melihat pada apa yang telah hilang dan mulailah bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki.

Sahabat saya Freddie Lamb, mengalami ban kempes di jalan raya. Sementara ia di sisi jalan untuk mengganti ban, seorang pengemudi mabuk menabrak mobilnya mengenai dia. Sebagai akibatnya, Freddie kehilangan kedua kakinya.

Beberapa hari setelah kecelakaan itu, orang tua saya pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Freddie, sambil berpikir bahwa ia pasti putus asa dan marah atas kemalangannya. Tetapi Freddie tidak demikian. Ia memiliki seulas senyum di wajahnya dan penuh dengan sukacita. Semua yang dapat ia ucapkan adalah bagaimana Tuhan menyelamatkan nyawanya. Terlepas dari tragedi itu, ia masih memiliki sikap bersyukur. Ia bangun dari tempat tidurnya dan berkata, “Lihat, pendeta, apa yang tersisa dari kaki-kakiku,” ia masih dapat memuji Tuhan.

Freddie tidak memusatkan perhatian pada apa yang ia tidak miliki. Ia bersyukur kepada Tuhan atas apa yang masih ia miliki. Ia mungkin telah kehilangan banyak, tetapi ia tahu jika itu bukan karena kebaikan Tuhan, ia pasti telah kehilangan semua. Hari ini, Freddie Lamb memiliki kaki palsu baru, dan kemanapun ia pergi, ia mengatakan kepada orang-orang apa yang Tuhan telah lakukan baginya.

Buatlah sebuah keputusan hari ini bahwa Anda akan menjadi seperti Freddie. Tidak peduli apa yang datang melawan Anda, Anda akan memiliki sikap yang bersyukur. Anda akan menemukan beberapa alasan untuk bersyukur kepada Tuhan.

Baru-baru ini, saya menerima sebuah surat dari seorang wanita berusia delapan puluh tujuh tahun, namanya Dorothy. Ia menulis lelucon yang saya ceritakan pada awal kotbah saya, dan kemudian ia pergi ke rumah jompo untuk menceritakannya kepada teman-temannya, untuk memberikan semangat orang-orang yang ia sebut sebagai “orang-orang tua”. Memang menarik, Dorothy berkata kepada saya, “Joel, tak seorangpun di rumah jompo mengetahuinya, tetapi aku menderita penyakit paru-paru yang tidak tersembuhkan. Itu yang menyebabkan aku batuk-batuk lebih dari dua ratus kali sehari. Tetapi aku merasa begitu diberkati bahwa aku dapat pergi ke sana dan membuat sebuah perbedaan.”

Dorothy menyimpulkan sikap yang Tuhan ingin kita miliki saat menghadapi kesukaran. Ia tidak memusatkan perhatian pada apa yang salah. Ia memusatkan perhatian pada apa yang benar. Ia dapat saja mempersalahkan Tuhan, dan merasa kasihan pada diri sendiri. Tetapi tidak, ia telah belajar prinsip bahwa di dalam segala sesuatu kita harus bersyukur kepada Tuhan.

Mungkin Anda telah kehilangan sukacita Anda. Anda telah kehilangan semangat Anda. Anda telah kehilangan kemenangan Anda. Saya telah mendengar tentang seorang pria yang adalah seorang yang sangat negatif. Ia terus menerus memusatkan perhatian pada apa yang telah hilang daripadanya. Suatu hari, seseorang berkata kepadanya untuk menuliskan sepuluh hal yang dapat ia syukuri. Ia melakukannya dan setiap pagi ia mengulangi daftar itu beberapa kali. Sedikit demi sedikit, sikapnya mulai berubah. Ia memperoleh kemenangannya kembali. Hari ini ia sepenuhnya menjadi pribadi yang berbeda.

Saat Anda tergoda untuk putus asa, sadarilah bahwa akar penyebabnya sering kali dapat ditelusuri pada sikap yang tidak bersyukur. Tidak peduli apa yang datang melawan Anda, jika Anda akan melakukan apa yang Freddie dan Dorothy lakukan, Anda akan menang dalam setiap keadaan. Anggap saja, Anda mungkin menderita banyak kerugian, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan bahwa Anda masih disini. Anda hidup. Buatlah sebuah keputusan bahwa Anda akan menjadi seorang yang penuh syukur. Temukanlah beberapa alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Jika Anda mau melakukannya, tidak ada batas bagi apa yang Tuhan akan lakukan dalam kehidupan Anda.
-Joel Osteen-

Sumber

Senin, 10 Februari 2014

Sepuluh Langkah Doa

Standard
Apakah Anda Berdoa ?




Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa adalah landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak tentang kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda? Apakah Anda menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda luangkan untuk berdoa? Saya tidak akan bertanya berapa jam kita berdoa karena kalau kita meluangkan beberapa menit saja itu sudah cukup baik.
Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin bahwa mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan keagamaan? Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas dimana kita berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam perumpamaan orang Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah menjadi seorang yang pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri, dan ia mengira itulah yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman Anda mengenai doa?
Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah
Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah suatu jalinan persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin persahabatan dengan seorang yang lain melalui percakapan dengan orang itu. Apakah ada cara lain untuk membangun suatu persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah terlepas dari doa?  Apakah ada cara lain? Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena itu makna penting dari doa adalah bahwa melalui proses doa, kita berangsur-angsur sedang membangun persahabatan kita dengan Allah.
Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda tidak berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan keagamaan. Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah suatu komunikasi dengan Allah dengan tujuan untuk membangun persahabatan dengan-Nya. Tidak akan ada persahabatan yang terjalin jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan orang itu. Dan tahap persahabatan Anda dengan orang itu sebagian besar akan ditentukan oleh banyaknya waktu yang rela Anda berikan kepada orang itu.
Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai Sahabat? Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan senang berdoa. Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin menjadi seorang sahabat Allah.
Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?
Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu dengan-Nya sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah berbicara dengan-Nya, maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai Sahabat. Bukankah Ia kemudian akan berkata kepada Anda, "Aku tidak mengenalmu. Kamu belum pernah berbincang-bincang dengan-Ku. Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah dari-Ku." Apakah ini hanya suatu khayalan? Saya rasa tidak. Anda mungkin akan menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata,  "Kamu belum pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda hanyalah merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan dampak psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk mendapatkan suatu 'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa yang membuahkan kontak dengan Allah, karena tidak ada suatu hubungan dengan-Nya.
Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku mengenal aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu tetapi Aku tidak mengenal kamu!"
Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang membangun persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda dapat menempel sebuah stiker di dinding yang berbunyi, "Persahabatan dengan Allah - itulah sasaranku". Nah, jika Anda seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi lebih penting lagi.
Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak dapat melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda. Jika Anda tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang dapat Anda limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan intelektual? Dan pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan Anda.
Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai suatu sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui persekutuan dengan-Nya.
Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa
Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang kepada Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak bertumbuh. Bahkan lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa mereka bahkan tidak mampu bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh atau menjadi murtad. Saya yakin Anda tahu banyak kasus seperti ini.
Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat kehidupan doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa yang ada dalam kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi dosa. Saya tidak perlu menanyakan kepada seorangpun tentang kehidupan doa mereka karena hanya dengan melihat kehidupan mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah ia berdoa atau tidak. Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune dengan Allah, apa yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia turun dari gunung adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang dengan seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.
Sepuluh langkah dalam doa
1.  Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari
Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada kata-kata di situ.  Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan bersama kecuali jika berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang diterjemahkan sebagai 'janji' mempunyai dua makna yang berbeda namun berkaitan, dan saya akan menggunakan kedua makna tersebut.
Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment), makna yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya saling berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda sudah membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah Anda membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan waktu dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan waktu itu mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena Anda belum lagi belajar untuk berkomune secara konstan dengan Tuhan.
Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi umpamanya doa yang tiada hentinya.  Jika Anda mempunyai masalah untuk berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu membicarakan doa yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan objektif yang lebih rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani orang Kristen. Saya ingin membahas hal ini di tingkat yang sangat praktis.
Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama sepuluh menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh menit itu amatlah penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan sepuluh menit itu untuk tidur, kondisi Anda tidak akan berubah.  Hal yang penting adalah berdoa dengan fokus total. Harap diperhatikan kata ini, fokus total.  Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa menjadi suatu proses yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk sepuluh menit, kita dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran kita dan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus.
Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan Tuhan? Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah sepuluh menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan, bukan? Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak bisa memberi sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak orang Kristen yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan dampaknya adalah gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah. Jikalau seluruh anak Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit saja sehari, Anda akan melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam gereja. Gereja akan terus-menerus diubahkan.
Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya untuk sepuluh menit saja sampai di akhir hayat.  Di saat persahabatan Anda dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa lebih lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan lambat. Intinya disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda gunakan untuk berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang penting adalah kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan pacar Anda, dan Anda menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya tetapi saling tidak berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit itu? Jadi kualitas dari waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus yang kita miliki kepada Yesus.
Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?
Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya tadi sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda bahkan tidak akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan berkata, "Kamu tidak pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu telah menghabiskan banyak waktu berbicara kepada diri sendiri atau melakukan kegiatan keagamaan. Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"  Saudara yang kekasih, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini?
Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau apakah Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak lebih dari sekadar kegiatan keagamaan.  Saya bertanya sekali lagi, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini? Dan bagaimana dengan kemarin? Bagaimana dengan hari sebelumnya? Kapan terakhir kalinya Anda benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan bila Anda tidak pernah berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda akan berdiri dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"
Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu.  Aku rasa itu sudah cukup.  Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu menanyakan kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya, aku sudah berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan dengan 'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang konstan dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.
Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah suatu waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan. Saya merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi Dia sepuluh menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati. Marilah kita mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.
Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda untuk Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton TV, dan sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun saya bersedia untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda menghabiskan dua atau tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan berkomentar apapun. Tetapi bagaimana dengan sepuluh menit untuk Allah itu? Bukankah tragis saya harus memohon kepada Anda untuk memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah, sudahlah tidak apa-apa, tetapi marilah kita mulai dengan ini.
Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa yang harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya dengan ucapan rutin seperti,  "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan keluargaku, dan tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku tidak tertimpa kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang dapat Anda katakan. Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua Anda itu adalah suatu hal yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal ini. Tetapi jika Anda mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan merasa sedikit jenuh. Jadi pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak mempunyai hal lain untuk dibicarakan kepada Allah selain dari itu?
2.  Diamlah sepenuhnya
Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata sepatahpun. Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya. Pusatkan perhatian Anda kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda menggunakan dua menit pertama dari sepuluh menit yang begitu berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya, betul-betul diam. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah Allah, Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa kehadirat-Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan diam dihadapan-Nya,  mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan memperlakukan Allah sebagai Allah.
Kendalikan tubuh Anda
Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh Anda akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa sangat sulit untuk-ku berdoa?"  Jawabannya sederhana. Karena daging Anda. Sisi kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda dapat mengukur tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat bagaimana serunya kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda. Jika kedagingan di dalam diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak mampu mengendalikannya, maka Anda sebaiknya menanyakan apakah Anda sudah diselamatkan atau belum.
Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau tubuh kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia berkaitan langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk dua menit pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di dalam diri Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda, semuanya harus diam.  Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini teramat sangat sulit.
· Dengan mengatur pernafasan Anda
Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah dengan melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di 1 Korintus 9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku memberi diriku bogem mentah, aku memukuli diriku, aku harus menundukkan tubuh ini karena tubuhku ingin menghalangiku untuk berdoa. Dan hal yang sering kita dapati adalah bahwa kita harus belajar mengendalikan tubuh ini baik dari pihak kita dan juga melalui Roh Kudus yang bekerja secara langsung di dalam kita.  Namun tubuh kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu bahwa jika kita tidak minum air untuk sehari lamanya di padang gurun, kita akan sulit bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk jangka waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas bahkan untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas kehidupan, dan kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan nafas kehidupan tersebut di dalam kita. 
Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan pernafasan kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti saya menyuruh tubuh saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada Allah." Saya mengatakan kepada tubuh saya, "Kamu tidak mengendalikan aku lagi. Akulah yang mengendalikan kamu." Dan lewat pengendalian pernafasan saya, saya mengendalikan tubuh saya.
Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu menaklukkan tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak mau membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan tentang praktek doa.
· Dengan bersujud
Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan kepada si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat kepada-Nya." Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa yang sepuluh menit itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat berdoa untuk satu atau dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi menjadi hal yang praktis untuk rentang waktu selama itu, sebab setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda akan betul-betul membuat Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua lutut Anda akan mulai terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa semakin sulit untuk mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk dan berdoa. Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit yang pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.
Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu merupakan seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika Anda meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit sebelum tidur. Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi hal-hal yang tidak terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah ini akan kutaruh di dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur." Anda perlu berdoa setiap kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di dalam situasi itu, ada baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam doa.
Kendalikan hati Anda
Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?" Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita ke dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen yang ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan sesuatu dan satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah berkat-Nya.
Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam pernyataan Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu yang jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam diri dan mengendalikan tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengendalikan hati Anda. Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih baik daripada doa yang diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku Bapa, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke dalam persetujuan yang sempurna dengan Allah. Sekarang kita telah mencapai tahap dimana kita dapat berjalan bersama.
· Bertobat dari dosa-dosa Anda
Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia menghendaki Anda untuk bebas dari dosa.
Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena adanya dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa adalah apa saja yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda jujur dan serius untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus mulai dengan pertobatan dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan yang erat dengan Allah. Tidak ada gunanya berdoa karena doa Anda tidak akan tembus kepada Allah.
Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak ada hal yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda, kita cenderung berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dan kita berkata, "Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak peduli dengan dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa ukuran dosa Anda bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli besar atau kecil.
Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung
John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku menyadari bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada saudara X yang telah membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu tertegur karena telah mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa menyandung saudara tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku hampir tidak tidur semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang hebat ini apa yang menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah dosa, tidak peduli apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar. Itu adalah dosa. Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya membaca tulisan atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini, saya akan mencari rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka. Apa rahasia John Sung? John Sung mengungkapkan kepada kita dalam diarinya. Ia terus-menerus membuat pengakuan atas dosa-dosanya, ketidak-cakapannya dan ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan sengaja membiarkan setitik noda kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah mengherankan apabila ribuan orang datang kepada Tuhan melalui dia di saat ia menyatakan Firman Allah. Orang sakit disembuhkan, orang buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia tidak terlalu peduli dengan penyembuhan, ia tidak tertarik dengan penyembuhan. Ia menginginkan orang-orang untuk masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah. Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah berkenan menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa kita tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi seperti John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni kita dengan Allah.
3.   Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus
Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan Allah menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang tersembunyi di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita kepada Yesus. Ini adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian kita kepada Yesus. Hal ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda sedang berbicara dengan seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan berbicara sambil menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan memandang satu sama lain tatkala sedang berbicara. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak memandang Yesus bilamana mereka sedang berbicara, atau mengira, sedang berbicara kepada-Nya. Ibrani 12:2, dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Tidak ada hal yang namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari akan kehadiran-Nya.
Mulailah melihat Yesus melalui Injil
Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita kepada Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin saya bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya berkata, "Arahkan mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali tidak mengetahui apa yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah dasar pertama ke arah ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil dan lihatlah. Untuk apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil itu memberikan pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang Yesus. Jadi Anda dapat melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus, Lukas ataupun Yohanes. Anda dapat melihat Dia dari arah yang berbeda-beda.
Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan Anda berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah membuka Injil dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca Alkitab dengan cara yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan mulai menyadari mengapa kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat membaca perikop apa saja yang Anda sukai. Anda dapat memulainya dari Matius dan membaca terus sampai ke Yohanes, atau Anda dapat memulainya dari Yohanes atau dari bagian manapun juga.
Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu, Anda melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda dapat melihat beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya telah dekat. Dan Anda melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan Bapa. Sebenarnya, jika saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan saja bersujud, tetapi menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa. Dapatkah Anda melihat Yesus? Itulah gambaran yang dilukiskan untuk Anda. Dapatkah Anda melihat Dia sewaktu Ia berdoa? Keringat yang menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa besar intensitas doa-Nya. Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa seperti itu. Lalu Anda lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu. Kita melihat Yesus mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan? Mereka sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini, dan sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu jam saja untuk berdoa bersama-Ku?'  Tiga kali Ia pergi berdoa sendirian karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.
Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada Yesus di saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia apapun yang Ia lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling sederhana untuk belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus. Sambil Anda maju di dalam kehidupan rohani, Anda mungkin tidak memerlukan bantuan ini lagi karena Anda telah belajar untuk memandang pada Yesus secara terus-menerus. Biarlah saya mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar untuk memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci, maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang berbeda.
4.  Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu
Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai kenyataan yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan kata lain, Anda datang ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda. Apa gunanya berdoa kepada seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia bahkan peduli dengan Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk mengacungkan tangan, tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku percaya bahwa Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya dengan fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku tahu Ia mengasihiku."  Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?
Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat mengetahuinya.  "...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah memihak kepada-ku, kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan jika kitab Mazmur seluruhnya membicarakan tentang doa. Ia datang ke hadapan Allah dengan penuh keyakinan karena "Allah memihak kepada-ku".
5.  Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda
Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian. Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang itu menyukai kita atau tidak.  Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk memahaminya namun itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi Anda. Nah, poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah melihat di Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang ke hadapan Allah karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh sebab itu di poin ke lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia selalu mendengarkan kita.
Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat manusia. Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara kepada-Nya. Ia bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai waktu. Kita tidak punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala Raja. Itulah juga merupakan suatu keangkuhan dosa.
6.  Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya
Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu kenapa Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka kebanyakan orang Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang Kristen tidak berdoa dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak punya keyakinan jikalau Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna doa hanya sejauh berbicara kepada tembok. Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa Yesus mendengarkan Anda di saat Anda berdoa? Jika tidak maka Anda tidak mempunyai iman. Itulah alasan mengapa iman merupakan intisari dari doa. Saya percaya Yesus mendengarkan saya karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya. Dan apapun yang saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia berikan. Dan demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda mengalaminya, iman Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang kepada-Nya langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.
Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya. Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.
Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-Nya karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.
7.  Doa membutuhkan ketekunan
Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak kemajuan karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai berhasil bahkan untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus memberi beberapa perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa seperti di Lukas 18:1 tentang janda yang terus bersikeras sehingga sang hakim berbelas kasihan. Dan alasannya kenapa kita memerlukan kegigihan adalah seperti yang telah saya katakan tadi, di saat kita mulai berdoa, tubuh kita akan mulai memprotes. Bagi kita tubuh itu sepertinya termasuk penganut tradisi Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes.  Tubuh Anda adalah penganut Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes setiap saat. Seolah-olah tubuh kita memberontak dan berteriak,  "Kamu sudah berdoa untuk 11 menit lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10 menit saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke, engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang malah kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan ketekunan untuk bertarung menundukkan daging.
8.  Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya
Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai kepada aspek pengalaman doa. Anda hanya memiliki sedikit saja pengalaman akan Allah. Kebanyakan orang Kristen memiliki sedikit pengalaman akan Allah yang bisa mereka bicarakan. Mengapa? Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki hubungan itu dengan-Ku, kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di dalammu, kita akan saling berbicara. Kita akan saling berkomunikasi. Sekarang kamu bisa meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan melakukannya untuk-mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah. Saya selalu mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang ada diluar pemahaman ataupun dugaan..
Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar
Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang berkendaraan pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat kami masih ada dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai melihat asap keluar dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari kami mempunyai masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam, mobil kami mogok dan mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari mesinnya, dan saya baru sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan kami  tertahan di jalan tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja saya yang kekasih Pendeta Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan tahukah Anda apa yang dia doakan? "Yesus, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel terdekat." Dan pada saat itu saya berpikir kepada diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana harus berkata 'Amin' untuk doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih besar daripada saya." Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak mungkin bersungguh-sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya sudah terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak bisa bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang mobil ini akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah ia selesai berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan, "Amin". Saya mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit banyak saya tahu soal mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara manusiawi adalah mustahil jika mobil ini bisa bergerak untuk satu incipun. Dan persneling mobil ini otomatis, jadi tidak bisa didorong. Jadi sesudah doanya, dan setelah mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga mengucapkan amin pada akhirnya, lalu saya masukkan gigi persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih ada. Dan ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus sampai tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau yang mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu, mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal yang luar biasa!
"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya cukup yakin jikalau ada sekelompok malaikat yang mendorong mobil itu dari belakang. Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi persneling. Bila Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda akan memiliki keyakinan untuk berdoa.
9.  Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda
Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi. Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi. Saya rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika Anda selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik Anda jangan repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju kepada jam Anda dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu mencemaskan kelebihan berdoa satu menit saja, pakailah jam weker. Jam weker ini memiliki keuntungan lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan tertidur, weker tadi akan membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau dua menit terakhir itu, berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini, dengarlah. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda.
Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada saya, dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat didengar. Tetapi kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat merasakan suatu dorongan batin dimana Allah ingin saya melakukan sesuatu. Pernahkah Anda meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkan, mendengarkan suara yang kecil dan tenang itu? Hanya dengan mendengar barulah Anda akan mulai mengalami sesuatu. Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak pernah berhenti untuk mendengarkan.
Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang nabi-Nya. Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian Lama, dan disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah firman Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan itu akan menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh berbicara kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah, maka tahap demi tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang Ia ucapkan kepada Anda dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda kepada orang lain. Dan bila Anda melakukannya, bila Anda mulai maju dalam kehidupan Kekristenan Anda, maka pada suatu hari nanti jika Anda sedang berkotbah, Anda akan berkotbah dengan kuasa-Nya. Itulah kuasa nubuat (prophetic power). Barangkali Anda tidak perlu menggunakan kata-kata "Beginilah firman Tuhan", tetapi "Saya berkata dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa inilah yang difirmankan Allah." Maksud saya adalah, kita tidak menggunakan ungkapan "Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini dan berkata, "Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi seorang nabi hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan". Namun saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu harus berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda sebab itu adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.
10.   Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur
Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai dalam waktu satu dua menit.  Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba saatnya untuk menutup doa sepuluh menit Anda, senantiasalah, mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di Mazmur, di akhir mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan pengucapan syukur.
Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur bahkan terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda dengan pujian dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah menanggapinya. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa pujian' (the power of praise). Terkadang di dalam gereja kita semua memuji Allah, tetapi itu karena kita melihat setiap orang melakukannya, jadi kitapun melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima kasih. Terima kasih Tuhan dari lubuk hatiku."  Dan bersyukurlah kepada-Nya atas segala sesuatu.
John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal
John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu.  Ia mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu itu anak laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia sedang berada di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama Beijing, dalam penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri dalam dagingnya' seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat buruk, seolah-olah ia belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia menerima kabar anaknya sedang sakit berat, dan sebulan kemudian ia meninggal. Istrinya tidak bisa menerima hal ini, maksudnya, pada awalnya ia tidak bisa menerimanya. John Sung tergoncang hebat, tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita akan amat tersentuh - ia mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur bahwa Allah telah mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya.  Orang lain mungkin akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai kesehatanku rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau masih mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima kasih kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil. Diberkatilah nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah kehilangan anaknya kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John Sung.
Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa
Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John Sung, mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam setiap situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti bahwa hal itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam hatinya, di dalam kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari kedalaman hatinya. Nah, secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan dari kita, namun alasannya ia mampu melakukan hal ini pada akhirnya adalah karena seperti yang saya katakan tadi, ia menutup waktu doanya dengan ucapan syukur. Doanya selalu dipenuhi dengan ucapan syukur.
Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya. Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk rentang waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya dengan sepuluh menit.
Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan dalam doa:
Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya kami tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa kami. Tuhan, ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang disebabkan oleh doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-Mu Tuhan, ke dalam doa, dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara kepada hati kami, dan membuahkan hasil untuk kekekalan. Kami mempersembahkan ucapan syukur dan penyembahan kami yang terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak. Amin. 


Minggu, 09 Februari 2014

Alkitab - Kitab Suci Umat Kristen

Standard







ALKITAB adalah kitab suci umat Kristiani.  Sering juga disebut dengan Istilah Injil, khususnya di kalangan umat Muslim.
Alkitab dibagi atas dua bagian utama, yaitu “Perjanjian Baru” dan “Perjanjian Lama”.  Bagian-bagian utama ini disebut "Perjanjian" karena Allah membuat perjanjian kepada manusia. Pertama, antara Musa dengan bangsa Israel. Kedua antara Isa Al-Masih dengan seluruh umat manusia.
Sebagian besar kitab “Perjanjian Lama” ditulis dalam bahasa Ibrani.  Ada juga beberapa bagian yang ditulis dalam bahasa Aram, seperti ayat-ayat tertentu dalam Kitab Nabi Daniel. Sementara Kitab “Perjanjian Baru” ditulis dalam bahasa Yunani.

Pembagian Alkitab

Alkitab terdiri dari enam puluh enam (66) kitab atau buku. Tiga puluh sembilan (39) kitab atau buku termasuk dalam kelompok “Perjanjian Lama”.  Dua puluh tujuh (27) kitab atau buku termasuk dalam kelompok “Perjanjian Baru”.  Semua kitab atau buku ini terbagi menjadi fasal-fasal.
Berdasarkan isinya, “Perjanjian Lama” dapat dikelompokkan menjadi lima bagian utama yang terdiri dari: Lima kitab Taurat, dua belas Kitab Sejarah, lima Kitab Puisi, lima Kitab Para Nabi-nabi Besar, dan dua belas kitab Para Nabi-nabi Kecil.
Sedangkan pengelompokan untuk “Perjanjian Baru” terdiri atas, empat Kitab Injil, satu Kitab Sejarah, dua puluh satu Kitab-kitab Rasuli, dan satu Kitab Wahyu.

Janji Allah Dalam Kitab Perjanjian Lama

Secara garis besar, Kitab “Perjanjian Lama” memuat tentang sebuah JANJI.  Yaitu Janji Allah atas bangsa Israel yang disampaikan-Nya melalui Musa. Semua kitab dalam “Perjanjian Lama” menyinggung janji tersebut.
Misalnya bagian “Perjanjian Lama” yang disebut Kitab Para Nabi memuat pesan yang dikirim Allah kepada umat-Nya lewat utusan khusus yang disebut nabi. Para Nabi tersebut menyampaikan JANJI Allah tentang kedatangan Raja yang Agung dan masa depan yang indah. Salah satu janji atau nubuatnya adalah, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Kitab Nabi Besar Yesaya 9:5)

Janji Allah Digenapi Dalam Kitab Perjanjian Baru

“Perjanjian Baru” menuturkan bagaimana janji Allah menjadi genap. Semua orang menyaksikan dan mencatatnya dengan cermat.
Para penulis Kitab Injil mencatat bagaimana Allah menggenapi janji-Nya tentang Raja yang baru itu. "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.” (Injil, Rasul Besar Matius 1:23)

Isa Al-Masih, Jalan Yang Allah Janjikan

Kedatangan Isa Al-Masih ke dunia bukan hanya menggenapi nubuat dari para nabi sebelumnya. Yang paling utama alasan kedatangan-Nya adalah menggenapi JANJI Allah bagi umat-Nya. Inilah janji Allah untuk memberikan JALAN agar semua umat-Nya yang tersesat dapat kembali kepada-Nya.
"Isa bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku." (Injil, Rasul Besar Yohanes 14:6).  Isa Al-Masih adalah sang "Jalan". Dengan mengikuti Isa Al-Masih kita merangkul dan mengikuti “Kebenaran.”  Dengan menerima Dia kita menerima "Hidup."
Maka dapat disimpulkan, Alkitab, kitab suci umat Allah, memuat tentang Janji Allah bagi seluruh umat manusia.  Tujuannya agar mereka dapat menemukan JALAN yang benar untuk dapat kembali pada Kemuliaan Allah.

Pacaran Beda Iman Menurut Alkitab

Standard
Pacaran Beda Iman Menurut Alkitab
Dasar Firman Tuhan
Sebelum membaca tulisan ini, ada baiknya membaca dulu tulisan yang sebelumnya pernah dibuat, yaitu tentang Pacaran Sesuai dengan Firman Tuhan dan Mengapa Harus Pacaran yang Kudus. Pertanyaan di atas sepertinya merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan, dan jawabannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena walaupun sudah jelas apa yang tertulis di Alkitab, masih banyak orang yang tidak setuju. Ada satu bagian dalam Alkitab yang menjelaskan tentang hal ini, yaitu dalam 2 Korintus 6:14-15.
2 Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
Pesan dari ayat ini jelas, bahwa dalam memilih pasangan hidup, kita harus memiliki pasangan yang satu iman.
Apa artinya satu iman?
Satu iman yang dimaksudkan di sini adalah satu iman dalam Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki satu iman, selain daripada iman kepada Yesus Kristus berarti berbeda.
Alasan mengapa harus mempunyai pasangan yang satu iman
Selain memang kita menuruti apa kata alkitab tentang pasangan yang seiman, ternyata firman ini mempunyai alasan yang jelas. Kalau kita lihat dari sejarah bangsa Israel, mereka seringkali jatuh pada penyembahan berhala karena pasangan mereka yang tidak seiman, yaitu pasangan dari bangsa lain. Padahal Tuhan sudah berfirman agar mereka tidak mengambil pasangan dari bangsa lain selain bangsa Israel agar mereka tidak turut menyembah allah - allah bangsa lain. Raja Salomo pun yang dikatakan sebagai orang yang paling bijak ternyata jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala pada akhir hidupnya (1 Raja2 11:1-13). Kalau Salomo yang begitu bijak saja bisa jatuh dalam dosa penyembahan berhala karena istri - istrinya, bagaimana dengan kita?
Alasan lain adalah karena dalam suatu hubungan pernikahan, bukan hanya sekedar tentang cinta antara seorang laki - laki dan seorang perempuan, tetapi juga tentang bagaimana hubungan tersebut mempunyai dasar yang teguh, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Seperti kapal yang tidak boleh mempunyai dua orang Nakhoda, demikian juga hubungan pernikahan yang tidak boleh berdasarkan dua iman yang berbeda karena nantinya tidak mempunyai arah yang jelas. Lagipula saya yakin setiap dari kita pasti menginginkan pasangan kita, yang adalah orang yang paling dekat dengan kita di dunia ini juga diselamatkan oleh Yesus Kristus. Hubungan yang tidak dilandaskan oleh kasih kepada Yesus Kristus sangatlah berbahaya, oleh karena itu baiklah kita mempunyai pasangan yang satu iman, iman dalam Yesus Kristus.
Kan Yesus mengasihi semua orang, kok hanya boleh sama yang satu iman?
Ya, benar sekali bahwa Yesus mengasihi semua orang dan ingin semua orang diselamatkan, oleh karena itu kita harus mengasihi semua orang tanpa terkecuali. Bertemanlah dengan siapa saja agar kasih Kristus dalam diri kita dapat terpancar kepada semua orang, namun dalam masalah memilih pasangan hidup firman Tuhan katakan mutlak harus satu iman.
Kalau hanya pacaran saja dan tidak untuk menikah bagaimana?
Sebagai orang Kristen, hubungan pacaran harus memiliki tujuan utama yaitu "pernikahan". Pacaran merupakan proses pengenalan antara pria dan wanita yang berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan keluarga yaitu pernikahan. Jadi jika tujuan pacaran bukanlah pernikahan, ada baiknya hanya berteman saja daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nantinya.
Kalau sudah terlanjur pacaran dengan yang beda iman bagaimana?
Yang menjadi masalah tentu jika memang sudah terlanjur pacaran beda iman. Saya hanya bisa bilang, break dulu hubungannya, buat dia satu iman dulu kalau benar - benar mau sama dia, lalu pacaran lagi kalau memang sudah satu iman. Kalau memang tidak bisa menjadi satu iman maka lebih baik ditinggalkan dan mencari yang satu iman. Memang terkesan seperti memaksa, tetapi jika memang mau dengan orang tersebut ya memang harus seperti itu karena kita mutlak harus mempunyai pasangan yang satu iman, ingat dalam amanat agung Tuhan Yesus Kristus?
Matius 28:19, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Dengan demikian selain kita mendapatkan pasangan yang seiman, kita juga turut memenuhi amanat agung ini.
Jika dia mau ikut kita bagaimana?
Pada dasarnya adalah pastikan dia benar - benar percaya dan mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai dia ikut agama Kristen karena mau bersama dengan kita saja, karena menurut saya bukan status sebagai Kristen yang penting, yang penting adalah bagaimana seseorang tersebut telah mengenal dan mengalami Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Percuma seseorang pindah agama Kristen kalau tidak mengenal Yesus terlebih dahulu. Memang terdengar sedikit sulit, oleh karena itu disarankan untuk memilih pasangan yang memang sudah mengenal dan mengalami Yesus. Jangan hanya melihat dari rupa saja, tetapi juga bagaimana imannya terhadap Yesus Kristus.
Bagaimana dengan orang yang sudah menikah dan beda iman?
1 Korintus 7:12-13 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
Matius 19:6, Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Banyak orang yang memakai dua ayat di atas untuk “sengaja” menikah dengan yang orang yang beda iman dan bilang kalau dia sudah terlanjur menikah dan berkata tidak apa – apa karena pasangannya mau hidup dengan dia. Ini merupakan hal yang sangat ironis. Orang yang sudah tahu kebenaran seharusnya tidak akan menikah dengan orang yang beda iman. Ayat dia atas bukanlah untuk membenarkan untuk menikah dengan orang yang beda iman, melainkan untuk pasangan orang yang sama – sama belum percaya lalu salah satunya menjadi percaya kepada Kristus. Jadi beda iman di sini terjadi bukan sebelum menikah, melainkan setelah menikah karena salah satunya menjadi percaya. Tapi sekali lagi, untuk orang – orang yang mengalami masalah demikian, doakan dan bawalah pasanganmu agar dapat bersama – sama hidup di dalam terang kasih Kristus.
Sepertinya sulit sekali untuk mendapatkan yang satu iman
Mungkin banyak yang mengalami sepertinya kok malah orang dari agama lain yang dekat dengan kita, kalau itu ya jelas saja, karena kita bukanlah mayoritas di negara kita Indonesia tercinta ini, oleh karena itu kemungkinan untuk dekat dengan yang satu iman dengan kita mungkin kecil. Apakah tidak mungkin untuk orang yang selalu dekat dengan yang tidak seiman untuk mendapatkan sangan yang seiman? Tenang saja, coba perluas pergaulan, jangan pernah menghindar dari persekutuan, tetap percaya bahwa Tuhan pasti memberikan pasangan yang terbaik untuk kita yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kehendak-Nya adalah supaya kita mendapatkan pasangan hidup yang benar - benar seimbang dengan kita. Jangan ada lagi kompromi, percaya pada janji Tuhan. Jesus Bless Us.

Puasa Dalam Kristen

Standard
Puasa dalam Agama Kristen
Apakah tujuannya kita berpuasa?
1. Untuk merendahkan diri di hadapan Allah
2. Untuk menyatakan rasa kasih kita kepada Tuhan Yesus
3. Untuk mendisiplinkan tubuh kita dari keinginan duniawi, salah satu cara untuk menyangkal diri.
4. Untuk menambah rasa simpati kepada sesama, agar bisa merasakan penderitaan orang lain.
5. Untuk meminta jawaban Tuhan atas permasalahan kita.
6. Untuk mengusir jenis setan tertentu yang hanya bisa diusir dengan doa puasa.
Apakah dalam Agama Kristen ada yang namanya Puasa?
Agama Kristen Protestan tidak mewajibkan untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.
Bagaimana cara kita berpuasa?
Terserah pribadi masing-masing. Tentukan sendiri jangka waktunya: 8 jam, 1 hari, 1 hari 1 malam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Tentukan jenis puasanya: hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan tidak minum, atau puasa kebiasaan jelek seperti ; tidak merokok, tidak berjudi, dll.Perbanyak jam doa, pujian penyembahan dan baca Alkitab spy lebih efektif.
Apakah Tuhan Yesus mengajarkan agar kita berpuasa?
Ya, Yesus mengajarkan agar murid-muridNya untuk berpuasa. Tuhan Yesus berkata: “Dan apabila kamu berpuasa,…” (Mat 6:16). Kata apabila artinya adalah sebagai orang Kristen, pada suatu saat kita akan berpuasa. Hanya waktunya sebaiknya tidak diwajibkan oleh agama, karena niat berpuasa timbul dari masing-masing pribadi.
Apa yang Yesus ajarkan ketika kita berpuasa?
Sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang tahu jika kita berpuasa. Biar hanya Tuhan yang tahu dan memberi upah kepada kita. Oleh karena itu agama Kristen tidak mewajibkan waktu puasa.
Mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa ketika Ia bersama mereka?
Karena puasa adalah untuk menunjukkan kepada Allah, sedangkan Yesus adalah Imanuel (=Allah beserta kita).
Untuk apa berpuasa jika Allah sudah ada di tengah-tengah mereka?
Yesus telah menjelaskan dalam Mat 9:15. Yesus juga menerangkan lewat perumpamaan bahwa puasa dalam Perjanjian Lama berbeda dengan puasa dalam Perjanjian Baru. (Mat 9:16-17).
Apakah bedanya puasa dalam PL dan PB?
Puasa dalam PL yang dilakukan secara rutin oleh bangsa Israel adalah untuk menantikan kedatangan Mesias, Penyelamat bangsa Israel yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan kitab para nabi. Sedangkan dalam PB, Mesias telah datang dan berkarya. Artinya Keselamatan sudah datang, dan kita berpuasa untuk menjaga keselamatan yang sudah kita miliki.
Apakah ada niat puasa selain jawaban diatas?
Ya, seperti Musa dan Elia, mereka berpuasa karena memang Tuhan memberikan kekuatan untuk bersekutu secara intim dengan Tuhan, sehingga mereka tidak merasa lapar dan haus, seperti keadaan di sorga. Lainnya untuk situasi yang mendesak, untuk meminta belas kasihan dati Tuhan, untuk meminta agar Tuhan bertindak dalam masalah kehidupan kita, untuk meminta kekuatan Allah dalam pelayanan.
Apa saja puasa yang tercatat dalam PL?
1. Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2. Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3. Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan 1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)
Apa saja puasa yang tercatat dalam PB?
1. Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)
2. Puasa Yohanes pembabtis, tidak makan dan tidak minum (Mat 11:18)
3. Puasa Paulus, 3 hari 3 malam tidak makan, tidak minum dan tidak melihat (Kis 9:9)
4. Puasa Jemaat mula-mula, untuk menguatkan Paulus dan Barnabas dalam pelayanan (Kis 13:2-3)
Selamat berpuasa! Tuhan Yesus memberkati.

Apa ajaran Alkitab mengenai Tritunggal?

Standard
Pertanyaan: Apa ajaran Alkitab mengenai Tritunggal?
Penjelasan Singkat Tritunggal
Jawaban:

Hal yang paling sulit dalam konsep Kristiani mengenai Tritunggal adalah tidak adanya penjelasan yang cukup untuk itu. Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia apalagi untuk dijelaskan. Allah jauh lebih besar dan agung dari kita karena itu jangan berharap bahwa kita dapat memahami Dia secara penuh. Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah. Meskipun kita memahami beberapa hal mengenai hubungan antar Pribadi dalam Tritunggal, pada akhirnya kita tetap tidak dapat mengerti secara keseluruhan. Namun demikian, tidak berarti bahwa Tritunggal tidak benar atau bukan berdasarkan ajaran Alkitab.

Ketika mempelajari topik ini kita perlu ingat bahwa kata “Tritunggal (Trinitas)” tidak digunakan dalam Alkitab. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan ketritunggalan Allah, yaitu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan. Haruslah dimengerti bahwa ini TIDAK berarti ada tiga Allah. Tritunggal berarti satu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi. Tidak ada salahnya menggunakan istilah Tritunggal atau Trinitas walaupun istilah ini tidak ditemukan dalam Alkitab. Lebih gampang mengucapkan “Tritunggal” atau “Trinitas” daripada mengatakan “Allah yang Esa yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan.” Jikalau Anda keberatan dengan ini, coba pertimbangkan: kata kakek juga tidak ada dalam Alkitab walaupun kita tahu bahwa dalam Alkitab ada banyak kakek. Abraham adalah kakek dari Yakub. Jadi jangan kandas pada istilah “Tritunggal” itu sendiri. Apa yang penting adalah bahwa konsep yang DIWAKILI oleh kata “Tritunggal” ada dalam Alkitab. Setelah pendahuluan ini, kita akan melihat ayat-ayat Alkitab yang mendiskusikan Tritunggal.

1) Allah itu Esa: Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5

2) Tritunggal terdiri dari tiga Pribadi: Kejadian 1:1; 1:26; 3:22; 11:7; Yesaya 6:8; 48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius 28:19; 2 Korintus 13:14. Untuk ayat-ayat dari Perjanjian Lama, pemahaman Bahasa Ibrani sangatlah menolong. Dalam Kejadian 1:1, kata “Elohim” adalah dalam bentuk jamak. Dalam Kejadian 1:26; 3:22; 11:7 dan Yesaya 6:8, kata jamak “kita” yang digunakan. Dalam Bahasa Inggris hanya ada dua bentuk kata, tunggal dan jamak. Dalam Bahasa Ibrani ada tiga macam bentuk kata: tunggal, dual dan jamak. Dual HANYA digunakan untuk dua. Dalam Bahasa Ibrani, bentuk dual digunakan untuk hal-hal yang berpasangan, seperti mata, telinga dan tangan. Kata “Elohim” dan kata ganti “kita” adalah dalam bentuk jamak- jelas lebih dari dua – dan menunjuk pada tiga atau lebih dari tiga (Bapa, Anak, Roh Kudus).

Dalam Yesaya 48:16 dan 61:1 sang Anak berbicara dan merujuk pada Bapa dan Roh Kudus. Bandingkan Yesaya 61:1 dengan Lukas 4:14-19 untuk melihat bahwa yang berbicara adalah Anak. Matius 3:16-17 menggambarkan peristiwa pembaptisan Yesus. Dalam peristiwa ini kelihatan bahwa Allah Roh Kudus turun ke atas Allah Anak sementara pada saat bersamaan Allah Bapa menyatakan bagaimana Dia berkenan dengan sang Anak. Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:14 adalah contoh mengenai tiga Pribadi berbeda dalam Tritunggal.

3) Pribadi-Pribadi dalam Tritunggal dibedakan dari satu dengan yang lainnya dalam berbagai ayat. Dalam Perjanjian Lama, “TUHAN” berbeda dari “Tuhan” (Kejadian 19:24; Hosea 1:4). TUHAN memiliki “Anak” (Mazmur 2:7; 12; Amsal 30:2-4). Roh Kudus dibedakan dari “TUHAN” (Bilangan 27:18) dan dari “Allah” (Mazmur 51:12-14). Allah Anak dibedakan dari Allah Bapa (Mazmur 45:7-8; Ibrani 1:8-9). Dalam Perjanjian Baru, Yohanes 14:16-17, Yesus berbicara kepada Bapa tentang mengutus Sang Penolong, yaitu Roh Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus tidak memandang diriNya sebagai Bapa atau Roh Kudus. Perhatikan pula saat-saat lain dalam kitab-kitab Injil ketika Yesus berbicara kepada Bapa. Apakah Dia berbicara kepada diri sendiri? Tidak. Dia berbicara kepada Pribadi lainnya dalam Tritunggal, - Sang Bapa.

4) Setiap Pribadi dalam Tritunggal adalah Allah. Bapa adalah Allah: Yohanes 6:27; Roma 1:7; 1 Petrus 1:2. Anak adalah Allah: Yohanes 1:1, 14; Roma 9:5; Kolose 2:9; Ibrani 1:8; Yohanes 5:20. Roh Kudus adalah Allah: Kisah Rasul 5:3-4; 1 Korintus 3:16 (Yang mendiami adalah Roh Kudus – Roma 8:9; Yohanes 14:16-17; Kisah Rasul 2:1-4).

5) Subordinasi dalam Tritunggal: Alkitab memperlihatkan bahwa Roh Kudus tunduk (subordinasi) kepada Bapa dan Anak, dan Anak tunduk (subordinasi) kepada Bapa. Ini adalah relasi internal dan tidak mengurangi atau membatalkan keillahian dari setiap Pribadi dalam Tritunggal. Ini mungkin adalah bagian dari Allah yang tidak terbatas yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Mengenai Anak, lihat Lukas 22:42; Yohanes 5:36; Yohanes 20:21; 1 Yohanes 4:14. Mengenai Roh Kudus lihat Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7, dan khususnya Yohanes 16:13-14.

6) Pekerjaan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal: Bapa adalah Sumber utama atau Penyebab utama dari a) alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); b) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); c) keselamatan (Yohanes 3:16-17); dan d) pekerjaan Yesus sebagai manusia (Yohanes 5:17; 14:10). Bapa MEMULAI semua ini.

Anak adalah agen yang melaluiNya Bapa melakukan karya-karya sbb: 1) penciptaan dan memelihara alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); 2) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); 3) keselamatan (2 Korintus 5:19; Matius 1:21; Yohanes 4:42). Bapa melakukan semua ini melalui Anak yang berfungsi sebagai Agen Allah.

Roh Kudus adalah alat yang dipakai Bapa untuk melakukan karya-karya berikut ini: 1) penciptaan dan memelihara alam semesta (Kejadian 1:2; Ayub 26:13; Mazmur 104:30); 2) pewahyuan illahi (Yohanes 16:12-15; Efesus 3:5; 2 Petrus 1:21); dan 3) keselamatan (Yohanes 3:6; Titus 3:5; 1 Petrus 1:2); dan pekerjaan-pekerjaan Yesus (Yesaya 61:1; Kisah Rasul 10:38). Bapa melakukan semua ini dengan kuasa Roh Kudus.

Tidak ada ilustrasi-ilustrasi yang sering dipakai yang dapat dengan akurat menjelaskan Tritunggal. Telur (atau apel) tidak tepat karena kulit telur, putih telur dan kuning telur, semua adalah bagian dari telur dan bukan secara sendirinya telur. Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah bagian dari Allah namun setiap mereka adalah Allah. Ilustrasi yang menggunakan air sedikit lebih bagus dalam menjelaskan Tritunggal, namun tetap tidak cukup. Cairan, uap dan es adalah bentuk-bentuk dari air. Bapa, Anak dan Roh Kudus bukanlah bentuk-bentuk dari Allah, setiap Pribadi itu adalah Allah. Dengan demikian, walaupun ilustrasi-ilustrasi ini memberi gambaran mengenai Tritunggal, gambaran yang diberikan tidak selalu akurat. Allah yang tidak terbatas tidak dapat digambarkan secara penuh dengan ilustrasi yang terbatas. Daripada menfokuskan diri pada Tritunggal, cobalah fokuskan diri pada kebesaran Allah dan bahwa Dia jauh lebih agung dari kita. “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Roma 11:33-34).

Jesus Bless

Standard
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless
Jesus Bless