Sabtu, 17 Mei 2014

BERTAHAN SAMPAI AKHIR MENDATANGKAN UPAH......

Standard
 



Syalom....

Baca: Wahyu 14:6-13."Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus." (Wahyu 14:12).

Kepada jemaat di Kolose Paulus menasihati,"Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dann tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya." (Kolose 1:23).

Seberapa jauh kita bertekun di dalam Tuhan? Seberapa tekun kita dalam doa, membaca serta merenungkan firman Tuhan? Sudahkah kita bertekun menjalankan ibadah kita? Bertekunkah kita dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita?

Berbicara tentang ketekunan, mari kita belajar dari seorang Salomo (baca 2 Tawarikh 8:1-8). Sepintas kalau kita perhatikan, apa yang dilakukan Salomo dalam menjalankan ibadah terlihat rumit. Ada saja korban yang harus dipersembahkan pada hari-hari khusus: Sabat, bulan baru, hari raya, dan sebagainya. Meski demikian Salomo melakukan semua itu dengan sukacita. Salomo dengan tekun dan setia menjalankan ibadahnya kepada Tuhan, tidak setengah-setengah dan tanpa keluh kesah.

Kehidupan kita sebagai orang percaya sudah seharusnya mencontoh apa yang dilakukan Salomo, bukan saja harus membangun ibadah kita, tapi juga harus memelihara dan menjaga kehidupan ibadah kita. Itu membutuhkan ketekunan dan kesetiaan kita. Di dalam ketekunan terkandung unsur kemauan yaitu niat untuk beribadah dengan sungguh-sungguh. Bukan hanya sekedar beribadah atau beribadah hanya sebagai kegiatan Mingguan atau kebiasaan saja, namun kita harus menjadikan ibadah itu sebagai suatu kebutuhan, sama seperti orang yang bernafas setiap hari. Mengapa kita harus bertekun dalam ibadah? Sebab dalam ketekunan selalu ada janji yang Tuhan sediakan, seperti dikatakan:"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36).

Oleh karena itu, kalau kita mau, doa-doa kita dijawab oleh Tuhan, dan janji-janji-Nya digenapi dalam hidup kita, marilah kita bertekun dalam menjalankan ibadah kita, tekun dalam memelihara dan menjaga kehidupan ibadah kita, bertekun dan taat menjalankan firman-Nya, dan kita harus hidup benar di hadapan Tuhan.

Pada akhirnya, ketekunan inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan orang Kristen atau tolak ukur kekristenan kita. firman Tuhan menegaskan bahwa apa pun jerih payah yang kita lakukan untuk Tuhan, tidaka akan pernah sia-sia!!Salomo dalam Amsalnya berkata:"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan....." (Amsal 14:23).

Saudara-saudariku, sudahkah kita bertekun??? **

LUPAKAN YANG LALU TAPI JANGAN LUPAKAN TUHAN YESUS....

Standard
 


 


Baca: Filipi 3:1-16"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah manangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada dihadapanku," (Filipi 3:13).


Di dalam kehidupan ini pasti ada hal yang selalu kita ingat-ingat:pengalaman manis juga pahit. Tetapi ada satu hal yang harus selalu kita ingat dan tidak boleh kita lupakan, yaitu Tuhan!!

Seringkali manusia begitu gampang melupakan Tuhan apalagi aat keadaan baik dan menyenangkan, seperti yang dikatakan: "....umatKu melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya." (Yeremia 2:32b). Namun sesungguhnya yang harus kita lupakan adalah pengalaman pahit, kegagalan dan juga kesalahan-kesalahan di masa lalu. Kita bisa belajar dari Rasul Paulus yang memiliki masa lalu yang hendak ia lupakan. Sebelum 'ditangkap' oleh Tuhan Yesus, Paulus yang sebelumnya bernama Saulus adalah penganiaya jemaat; ia sangat antipati terhadap orang-orang Kristen. Namun sejak bertemu Yesus hidup Paulus diubahkan. Alkitab menyatakan: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Itulah sebabnya Paulus bertekad untuk melupakan masa lalunya yang kelam.

Sebagai orang percaya kita pun harus melakukan hal yang sama: mengunci pintu masa lalu dan tidak mengingatnya lagi. Adalah percuma mempersalahkan diri dan terus menerus menyesali semua keadaan yang sudah terjadi. Yang perlu kita lakukan adalah belajar dari keadaan itu dan bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Saudara-saudariku, mari gunakan seluruh kekuatan kita menuju keberhasilan bersama Tuhan. Mungkin kita gagal di masa lalu, lupakan itu. Pikirkan langkah di depan kita. Jika kita senantiasa mengarahkan tujuan kepada Kristus, kita akan mengalami kemuliaan bersama Dia. Paulus telah melakukan banyak hal bagi Tuhan, tetapi dia tak menganggap dirinya telah mencapai semuanya. Saat di penjara pun dia tetap ingin lebih mengenal Tuhan dan mengerjakan segala yang Tuhan ingin ia lakukan. Ia tak pernah menghiraukan situasi dalam hidupnya, sekalipun penderitaan dan aniaya karena nama Tuhan harus dialaminya. Mungkin kita berkata, "aku bukan Paulus. Aku tidak bisa seperti dia." Kita tidak perlu harus menjadi seperti Paulus! TUHAN INGIN KITA LAKUKAN APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN BAGI KEMULIAAN-NYA, JANGAN TERPAKU PADA MASA LALU!!**

MENGETAHUI APA YANG HARUS DI MINTA................

Standard



           Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (Markus 10:51)Mengetahui apa yang harus diminta. Seandainya anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan satu permintaan yang pasti dikabulkan, apa yang akan anda minta? Kita bisa pusing tujuh keliling untuk menentukan satu permintaan. Mungkin kita akan berharap permintaan jangan hanya satu, tapi tiga, tapi ketika dikasih tiga kita pun akan kembali bingung karena ingin lebih. Seandainya diberi 10, apakah menjadi lebih mudah? Tidak juga. Kita selalu punya daftar permintaan, atau wish list yang panjang, yang seringkali kita bawa ke dalam doa kita setiap hari. Melihat teman pakai BlackBerry, kita pun ingin memilikinya. Melihat tetangga punya mobil baru, kita pun ingin sama. Seperti itulah kita dan kebutuhan kita dalam hidup yang tidak akan pernah ada habisnya.
     
       Tidak salah memang meminta kepada Tuhan, tapi seringkali kita terlalu fokus kepada kebutuhan duniawi yang instan ketimbang kebutuhan yang lebih penting. Kita akan lebih suka meminta kekayaan, mobil, hp baru, rumah dan sebagainya ketimbang minta diberkati dalam pekerjaan supaya berhasil. Kita akan lebih mudah meminta kesembuhan setelah sakit ketimbang komitmen untuk secara rutin berolahraga dan menjaga kesehatan sejak dini. Kita berdoa minta kelulusan tapi lupa meminta hikmat Tuhan turun atas kita ketika sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.Kita selalu boleh datang kepada Tuhan untuk meminta sesuatu, tapi alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu apa yang harus kita minta. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Ada kalanya Dia tidak mengabulkan permintaan itu, dan itu bukan karena Tuhan pilih kasih, berat sebelah atau menutup telingaNya dari kita. Bukan karena tidak peduli tapi justru karena Dia sayang kepada kita. Terkadang kita tidak tahu bahwa yang kita minta bisa membawa kita ke dalam kejatuhan. Kita hanya melihat kulit luarnya yang nikmat, sedangkan isinya yang berpotensi menjauhkan kita dari Tuhan tidak kita lihat. Tidak heran ketika kita hanya diberi satu kesempatan untuk meminta sesuatu, kita pun akan bingung menentukan pilihan.Mari kita lihat Markus 10:46-52 mengenai Yesus menyembuhkan Bartimeus. Pada suatu kali ketika Yesus dan murid-muridNya tiba di Yerikho, kehadiran mereka pun segera disambut oleh banyak orang. Termasuklah di dalamnya seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang waktu itu duduk di pinggir jalan. (ay 46). Mendengar bahwa yang datang adalah Yesus, ia pun segera berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay 47). Aduh, seorang pengemis, buta pula, malah berani-beraninya memanggil Yesus? Itu tampaknya yang dipikirkan orang-orang disana. Bartimeus pun ditegur. Tapi semakin ditegur, semakin keras pula teriakannya. "Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay 48). Dan Yesus mendengarnya! Lalu ia pun diminta untuk mendatangi Yesus. Lalu terjadilah percakapan antara Yesus dan Bartimeus. "Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (ay 51).Yesus memberikan kesempatan kepada Bartimeus untuk meminta. Jika kita ada di pihak Bartimeus, apa yang akan kita katakan? Mungkin saja kita akan segera meminta berbagai hal kepada Yesus, mumpung kesempatan ada. Bartimeus sudah lama meminta-minta, itu artinya ia miskin, disamping matanya buta. Mungkin jika kita menjadi Bartimeus, kita akan sekaligus minta pekerjaan, atau harta, rumah dan sebagainya disamping mata yang bisa melihat.

        Tapi Bartimeus tahu benar apa yang ia perlukan. Yang ia perlukan hanyalah kemampuan untuk dapat melihat. Begitu ia bisa melihat, ia tahu bahwa ia bisa berusaha. Yang menjadi kendala selama ini adalah kebutaan matanya. Ia tidak perlu meminta apa-apa lagi, karena ia tahu dengan sepasang mata yang mampu melihat, ia akan mampu berbuat sesuatu untuk bisa hidup layak. Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" (ay 52a). Dan seketika itu juga Bartimeus pun bisa melihat dan segera mengikuti Yesus.Kita bisa belajar dari Bartimeus yang tahu apa yang harus ia minta. Firman Tuhan berkata:"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Ya, minta, cari dan ketuk. Tapi mari kita lihat ayat selanjutnya."Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?" (Matius 7: 9-10). Meminta roti, maka akan mendapat roti dan bukan batu. Meminta ikan, maka akan mendapat ikan dan bukan ular. Dari rangkaian ayat-ayat dalam Matius 7 ini kita bisa melihat bahwa agar mendapat jawaban atas doa kita, kita harus meminta dengan kesungguhan hati dan tahu dengan jelas apa yang kita butuhkan. Selain itu, jangan lupa pula bahwa kita harus meminta dengan kepercayaan, karena "apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22). Ini syarat penting agar permintaan kita dikabulkan. Dan Bartimeus melakukan itu semua. Tidak heran jika Yesus tidak hanya menyembuhkan matanya tapi justru berkata "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Adalah iman Bartimeus, yang percaya dan tahu apa yang ia butuhkanlah yang telah menyelamatkannya.Pesan Moral:Saudara-saudariku.....Hari ini Yesus sama siapnya untuk menjawab permintaan kita seperti Dia dahulu kepada Bartimeus. Pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah tahu apa yang sesungguhnya perlu kita minta seperti halnya Bartimeus atau kita masih terlalu bingung untuk memiliki segala hal yang mungkin tidak terlalu kita butuhkan atau malah berpotensi untuk membuat kita lupa diri hingga bisa membinasakan kita? Seperti kepada Bartimeus, kita pun butuh Yesus untuk membuka mata kita agar mengetahui apa yang sesungguhnya kita butuhkan. Jika kita tahu apa yang harus kita minta, maka doa kita pun akan seolah mendapat kekuatan baru yang akan langsung mengarah kepada inti persoalan. Oleh karena itu kita harus belajar untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak terlalu perlu dalam daftar permintaan kita, dan menggantinya dengan sesuatu yang sungguh kita butuhkan.

Rabu, 14 Mei 2014

Tidak Sia-Sia Mengikut Yesus Kristus

Standard



Syalom....
Baca: Ulangan 28:1-14.
"Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar." (Ulangan 28:6).

Sekali lagi firman Tuhan menegaskan: upah bagi setiap orang percaya. Mari camkan itu baik-baik. Musa rela meninggalkan segala kesenangan duniawi demi memenuhi panggilan Tuhan dalam hidupnya. Begitu juga rasul paulus yang berani berkata:
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21), dan:
"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus." (Filipi 3:8).

Ada pula upah yang disedikan Tuhan bagi setiap orang percaya itu memiliki dua dimensi waktu yaitu,
DIMENSI HARI INI; Saat kita masih hidup di dunia, dan,
DIMENSI YANG AKAN DATANG; setelah kita meninggalkan dunia ini.Upah yang tersedia bagi setiap kita orang percaya, diantaranya adalah:
1. Beroleh jawaban doa.
Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Janji Tuhan adalah YA dan AMIN. Bila saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang berat, berserulah kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab dan menolong kita.
2. Kehidupan kita dipulihkan.
Tertulis: "Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu." (Ulangan 28:2) dan "Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," (Ulangan 28:13).
3. Menjadi berkat bagi sesama.
Di katakan, "Dan kalau dahulu kamu telah menjadi kutuk di antara bangsa-bangsa, hai kaum Yehuda dan kaum Israel, maka sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!" (Zakharia 8:13). Karena penebusan Kristus di atas kayu salib, kita diselamatkan dan menjadi orang-orang yang berkemenangan, karena segala kutuk telah dipatahkan di dalam Dia.
4. Kita akan memerintah bersama Kristus.
"Lalu aku melihat takhta-takha dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah: yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun." (Wahyu 20:4).

Saudara/i-ku, apa pun yang terjadi dalam hidup kita, janganlah meninggalkan Tuhan, karena besar upah yang menanti bagi kita yang tetap setia sampai pada masa kesudahannya!!

Tuhan menyertai dan memberkati kita semua...amien**

IMAN yang mampu Mengatasi Masalah !!

Standard
 




Hujan turun dengan lebat pagi hari itu. Anak-anak sekolah yang biasa telah berlalu-lalang di jalan pun masih belum terlihat karena derasnya hujan. Seorang ibu yang biasa menjual sayur mayur di pagi hari pun demikian. Biasanya ia sudah datang ke pasar untuk berangkat bekerja, namun derasnya hujan membuat ia harus diam di rumahnya sambil menantikan hujan reda. Ia tidak memiliki kios di pasar, jadi jika hujan dagangannya pasti basah semua. Waktu sudah menunjukkan jam 9 lewat sepuluh menit dan hujan pun masih turun dengan lebat. "Apa yang harus kulakukan dengan sayur mayur ku ya?", tanya ibu ini dalam hati. Tak heran ia gelisah. Sayuran yang sudah ia siapkan tidak bisa laku jika tidak ia jual pagi hari di pasar. Siang hari pasar tempat ia berjualan pasti sudah tutup dan besok pasti sayurannya sudah membusuk. Hujan baru reda setelah pukul sepuluh. Ia tak mungkin lagi berjualan di pasar siang hari.

Ibu ini adalah seorang anggota gereja. Ia adalah wanita yang percaya dengan pertolongan Tuhan. Ia mulai berdoa kepada Tuhan. Ia meminta supaya Tuhan buka jalan supaya sayurannya bisa terjual. Ia menanti dengan cemas. Satu jam berlalu dan akhirnya ia memutuskan tetap berangkat ke pasar. Ia terlihat aneh. Para penjual yaang lainnya sudah menutup dagangannya sedangkan ia baru membuka dagangannya. Tidak secara kebetulan, pendeta dimana ia bergereja melewati dagangannya. Segera saja mereka berbincang-bincang. Ibu ini mengeluh karena hujan pagi itu membuatnya tidak bisa berjualan. Pendeta ini dipenuhi dengan hikmat Tuhan. Ia menyarankan ibu ini supaya tidak mengeluh, namun ibu ini harus mulai berkata dengan iman bahwa dagangannya laku. Seperti apa yang disarankan pendetanya, ibu ini menumpangkan tangannya atas sayur-mayurnya dan berkata dengan lantang, "Hai kamu sayur mayur.... hari ini Tuhan datangkan pembeli baik dari timur, barat, selatan, utara! Dalam nama Yesus... semua sayuran terjual!!!" Beberapa orang yang ada di sekitar ibu ini sempat menahan tawa karena mereka heran dengan apa yang dilakukan oleh ibu ini.

Satu jam berlalu dan matahari sudah sangat tinggi. Tak ada satupun orang yang lewat menjamah dagangannya. Tak lama, ada seorang ibu yang datang ke tempat ia berdagang dan hendak membeli sayurannya. Mengapa ibu pembeli itu membeli sayurannya? Ternyata ia baru datang dari luar kota dan persediaan makanan di rumahnya habis sedangkan supermarket jauh dari rumahnya. Ia melihat masih ada penjual sayur dan ia segera membeeli sayuran yang ia butuhkan. Tak lama setelah pembeli pertama datang, ibu penjual sayur ini kembali mendapatkan pembeli lagi, bahkan ada yang datang dari tempat-tempat yang jauh. "Wah... saya sedang mempersiapkan acara keluarga dan ternyata ada sayuran yang kurang. Untung ibu masih jualan ya...," komentar salah satu pembeli yang datang.
Benar, apa yang ibu penjual sayur katakan kepada sayur mayurnya benar terjadi: semua sayuran terjual habis!

Pesan Moral:

Dalam hidup kita, kita juga harus berani memperkatakan iman kita KEPADA masalah yang sedang kita hadapi. Tuhan Yesus mengajar supaya kita jangan hanya SEKEDAR BERDOA, tetapi BERKATA KEPADA gunung masalah kita supaya gunung itu pindah. Berdoa memang baik, tetapi ada masalah-masalah yang besar bagaikan gunung yang seringkali tidak bisa kita singkirkan HANYA DENGAN berdoa saja, melainkan kita harus berani BERKATA-KATA kepada gunung tersebut supaya pindah.

Jangan hanya tahu berkata: "Tuhan, saya punya masalah yang besar". Tapi katakan dengan imanmu: "HAI MASALAH SAYA PUNYA TUHAN YANG BESAR".

TUHAN YESUS KRISTUS MENGASIHI DAN MEMBERKATI KITA SEMUA...AMIN^^

7 Teladan Yesus

Standard





Ketika di dalam kehidupan nyata umat kristen menemui berbagai penghinaan dan ketidak adilan karena mempertahankan iman kekristenan, maka ada tujuh teladan yang dapat kita ikuti agar kesabaran dan kerendahan hati berlimpah dalam kehidupan :

1. Penderitaan-penderitaan"sebab untuk itulah kamu dipanggil , karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu supaya kamu mengikuti jejak-NYA". (1 Petrus 2:21) karena ... "Lalu Yesus berkata kepada murid2-NYA : Setiap orang yang mau mengikuti AKU, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut AKU".

YESUS telah menunjukkan kepada kita bahwa IA telah menerima penderitaan2 sebelum kita dan kita sebagai umat pengikut KRISTUS juga akan menderita karena YESUS. Tidak perlu kita merasa sakit hati, YESUS menderita lebih dari kita dan IA telah menunjukkan kasih-NYA kepada orang yang mengakibatkan penderitaan maka kita juga tidak perlu sakit hati dan menunjukkan kasih pada mereka.

2. Tidak berdosa"orang menempatkan kuburnya diantara orang-orang fasik, dan dalam mati-NYA IA ada diantara penjahat2, sekalipun IA tidak berbuat kekerasan dan tipu daya tidak ada dalam mulut-NYA". lalu dikuatkan oleh surat 1 Petrus 2:22 "IA tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-NYA".

YESUS telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun penderitaan menghampiri kita, maka kita sebagai umat KRISTUS tetap menjaga hati dan pikiran kita agar tidak berdosa. YESUS adalah TUHAN, kita adalah manusia yg tak lepas dari dosa, maka dengan berdoa dan mengucap syukur, TUHAN akan menjaga kita dari dosa2 dunia.

3. Tidak pernah menipu"IA tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-NYA".(1 Petrus 2:22).

Hendaknya kebenaran ada dalam diri kita meskipun penderitaan menghampiri, sama seperti YESUS tidak pernah berbicara kebohongan ketika dianiaya dan disalib.

4. Tidak pernah membalas pada saat dicaci maki"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk" (Roma 12:14) dikuatkan oleh perkataan YESUS sendiri "Tetapi AKU berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikian kamu menjadi anak2 BAPA-mu di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar". (Matius 5:44-45).

hal tidak membalas caci maki merupakan hal yang paling berat untuk dilakukan sebagai umat manusia. sebagai manusia biasa kita selalu tergoda untuk membalas segala sakit hati kepada mereka. namun dengan keteguhan dan ketekunan hati, YESUS telah merubah sakit hati tersebut menjadi kebahagiaan yang utuh tak kurang suatu apapun melalui satu ujian (ujian kerendahan hati).

5. Sabar di dalam ancaman"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa". (Roma 12:12) karena YESUS sendiri mengatakan "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu". (Lukas 21:19)

Teladan bersabar di dalam ancaman merupakan esensi dalam ajaran kristen yaitu YESUS menunjukkan kasih-NYA kepada musuhnya dan kehidupan yang dijanjikan-NYA adalah kehidupan kekal. begitu indah dan abadi.

6. Menyerahkan segala hal kepada ALLAH"Ketika IA dicaci maki, IA tidak membalas dengan mencaci maki, ketika IA menderita IA tidak mengancam, tetapi IA menyerahkan kepada DIA yang mengadili dengan adil". (1Petrus 2:23)

Ketika manusia terjebak dalam pederitan yang tiada habisnya, maka satu teladan yang patut kita contoh dari YESUS adalah menyerahkan segala perkara kita kepada TUHAN karena IA yang empunya hidup akan menyelesaikan segalanya dengan adil. maka jangan takut berada dalam penderitaan karena kita umat kristen mempunyai ALLAH yang kuat, ALLAH yang hidup, ALLAH yang adil.

7. Kebenaran dalam Iman"IA sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-NYA di kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa , hidup untuk kebenaran. Oleh bilur2-NYA kamu telah sembuh". (1Petrus 2:24)

Penebusan dosa yang dilakukan YESUS adalah inti kebenaran pengajaran-NYA, kebenaran yang mutlak, kebenaran yang tidak terbantahkan supaya kita sebagai umat kristen tidak sia-sia mempercayai YESUS adalah juru selamat manusia dan kita menerima anugerah keselamatan abadi dan bukan kematian kekal.






Team-Nya Tuhan Yesus

Standard



Team yang baik adalah jauh lebih baik dari kehebatan individu. Di dalam team yang baik seseorang tidak pernah melihat dirinya lebih hebat dari anggota team yang lain. Tetapi team yang baik akan selalu melihat bahwa semua anggota team sama pentingnya untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

Team yang baik adalah bagaikan satu tubuh yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda tetapi sama-sama penting. Jantung tidak boleh mengatakan bahwa dia lebih penting dari hati atau sebaliknya. Kepala tidak boleh mengatakan bahwa dia lebih penting dari leher atau mata tidak boleh mengatakan bahwa dia lebih penting dari mulut. Semuanya adalah sama-sama penting bahkan sangat penting.

Apakah sesungguhnya arti dari kata TEAM itu? TEAM terdiri dari 4 kata yaitu T-E-A-M. T adalah Together, E adalah Everybody, A adalah Achieve dan M adalah More.

Jadi TEAM adalah setiap orang secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang lebih baik. Kita tentunya pernah melihat "sapu lidi". Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dari sapu lidi ini.

1. Sapuh lidi terdiri dari beberapa lidi pilihan. Semakin banyak lidi itu digabung semakin kuat tenaganya. Kalau ada di antara lidi itu yang terpisah dia akan gampang patah, selain gampang patah dia juga berbahaya karena bisa menusuk bagian tubuh atau mata si pemakai dan orang di sekitarnya.

2. Sapu lidi bagian ujungnya harus dipotong rata. Tujuannya adalah agar kotoran atau sampah yang dibersihkan hasilnya maksimal. Sebab jika ujungnya tidak rata maka sampah yang disapu tidak terarah alias lari ke kiri dan ke kanan kemudian ujung yang lebih panjang itu akan lebih gampang patah.

3. Sapuh lidi harus diikat rapi dan kuat agar tetap menyatu dan kuat. Sebab bilamana lidi-lidi itu berserakan maka tidak ada gunanya, melainkan akan dibuang dan bergabung menjadi sampah.Kita adalah lidi-lidi yang dipilih oleh Allah. Sebagai lidi-lidi pilihan Allah kita harus bersatu padu agar kita menjadi kuat. Pepatah Indonesia mengatakan “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.” Sebagai lidi-lidi pilihan Allah kita juga harus memotong ego pribadi atau nafsu untuk menonjolkan diri kita sendiri. Apapun status kita di dunia ini, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, pejabat atau rakyat biasa, kita adalah sama di hadapan Allah. Sebagai lidi-lidi pilihan Allah, yang telah dipersatukan oleh Allah melalui kematian anak-Nya Yesus Kristus kita diminta untuk menjadi TEAM yang baik didalam pekerjaan-Nya.

Di pinggir pantai biasanya tumbuh pohon kelapa dengan buah yang banyak. Pohon kelapa adalah satu pohon yang mempunyai akar kecil yang biasa disebut akar serabut. Tetapi sekalipun pohon ini mempunyai akar yang kecil, dia tetap berdiri tegap bahkan selalu mengarah ke lautan luas seakan-akan menantang angin laut yang keras yang selalu menerpanya dari segala penjuru oleh karena akar-akar kecil itu secara bersama-sama masuk ke dalam pasir dan juga ke sela-sela batu karang.

Yesus berkata di dalam Yohannes 17:21. Hendaklah kamu satu sama seperti Aku satu dengan Bapa-Ku yang di sorga. Marilah kita bersatu, marilah kita bentuk team yang baik. Kita adalah lidi-lidi yang sudah dipilih oleh Allah dan kita adalah pohon kelapa yang kuat karena kita semua bekerjasama dan bukan sama-sama kerja. Amin.~


God Bless us.~

Bahagia Bersama Tuhan

Standard


Kebahagian selalu dicari manusia di mana-mana. Ada yang merasa bahagia dengan jabatannya, ada yang bahagia dengan kekayaannya. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah sebenarnya ada kebahagiaan di muka bumi ini? Sebab kita semua tahu bahwa dewasa ini ketidak adilan ada di mana-mana, dan umumnya yang mengalami ketidakadilan adalah mereka yang secara sosial ekonomi hidupnya lemah, sedang kepedulian mereka yang kuat tidak ada sama sekali atau hanya sekedar slogan. Lalu apakah mereka yang lemah ini biasa hidup bahagia?

Tapi syukur dan terjpujilah Allah Bapa kita di dalam Tuhan Yesus Kristus, Dia sangat memperhatikan orang-orang yang tertindas, seperti halnya pengalaman Daud inilah ungkapan hatinya: “Orang fasik mengintai orang benar dan berikhtiar membunuhnya: TUHAN tidak menyerahkan orang benar itu ke dlm tangannya,..”(Mazmur 37:32,33a). Dan “demikian TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.” (Mazmur 9:10).

Demikian juga dalam hidup kita, seringkali kita alami berbagai penderitaan: dalam pelayanan, study, bisnis, dan mungkin juga di antara kita ada yang terkucil dan tersisihkan dari lingkungan keluarga, bahkan gossip, penghinaan terhadap reputasi kita, namun kita tak berdaya karena kita tak mampu membela diri. Hanya hati kita yang menjerit kepada Bapa mohon keadilan, pembelaan & perlindunganNya.


Kita semua tidak mau bersikap munafik, berpura-pura, bohong dan menipu. Maka menjadi masalah bagi kita ketika kita dinasehatkan agar selalu bersikap gembira walaupun kita sedang sedih. Kita bertanya, “Bagaimana kita harus tersenyum dan bersikap gembira sedangkan perasaan kita tidak begitu?” Tetapi Tuhan memberikan jawab yang memuaskan bagi kita yaitu:

Bila kamu menyadari bahwa Yesus berada dalam hatimu, itu bukan kamu, tetapi kebahagiaanNya yang Anda tampilkan dalam wajah riang dan senyum bahagia. Bukanlah sifat munafik untuk menampilkan wajah ceria ketika kamu sedang sedih, kamu tidak berpura-pura, karena kebahagiaan Tuhanlah yang kamu tampilkan.

Jadi kamu tidak bersifat munafik menampilkan keceriaan di wajah kamu sementara dalam hatimu kamu tidak merasa bahagia. Sebaliknya, kamu adalah contoh yang baik yang menunjukkan bahwa Yesus bersinar melalui kamu. “Tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20)


Firman Tuhan juga menasihatkan: “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka ia akan memelihara engkau! tidak untuk selama-lamanya dibiarkannya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55:23). Dan pula kata Tuhan: “janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: pembalasan itu adalah hakKu, Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan,” (Roma 12:19).

Karena itu, diwaktu kita mengalami kesesakan seberat apapun, jangan mencari pertolongan pada manusia atau yang lain. Sebab bukan kelepasan yang kita peroleh, tapi kekecewaan. Sandarkanlah semua kekuatiranmu kepadaNya, dan perteguh iman percayamu hanya kepada Dia. Amin.~

Allah Mendidik Dengan Kasih

Standard

 



"Tuhan menghajar orang yang di kasihi NYA,dan DIA menyesahkan orang yang diakui NYA sebagai anak" Amin. [Ibrani 12:6]

Allah tak sembarangan memilih orang yang diangkat menjadi raja atau pemimpin.Daud berhasil dipilih sebagai raja Israel karena merupakan orang yang berkenan di hati NYA."Tentang Daud Allah telah menyatakan: "Aku telah mendapatkan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati Ku dan yang melakukan segala kehendak Ku"[ Kis.13"22b].
Sekalipun Daud berkenan di hati Allah,tapi dalam perjalanan hidup Daud sempat beberapa kali tersandung dan terjatuh keluar dari jalur yang di gariskan Allah baginya.Sekalipun Allah menghadapi kenyataan akan kegagalan perjalanan hidup Daud,DIA tak berputus asa,DIA tidak mencabut kembali pilihan yang telah di jatuhkan atas dir Daud.Tapi DIA ingin mendisiplinkan orang -orang yang dikasihi NYA termasuk kita sebagai anak -anak NYA .Amin.! Dan Daud juga tak luput disiplinkan NYA.
Didikan dan hajaran Allah itu tentu sakit rasanya,seperti aku pernah mengalami nya secara pribadi. Karena itu banyak orang mengeluh dan menggerutu dan tak tahan dalam menghadapinya.Dan lebih payah lagi kita justru tidak sadar bahwa dirinya telah bersalah atau telah melangkah keluar dari jalur yang telah digariskan Allah.
Banyak yang menggerutu,bahwa kita sudah melakukan ini dan itu,setia pergi ke gereja,dan mengapa kita harus mengalami berbagai persoalan?. Memang kita selalu merasa diri baik,tapi mata Allah yang ,menyelidiki lebih tahu tentang kesalahan - kesalahan yang kita perbuat.
Daud pun semula tak sadar akan dosanya,sampai akhirnya Allah menegurnya melalui nabi Natan .Disindirnya Daud dengan cerita kiasan tentang orang lain.[baca II Sam.12:1s/d25.]
Tapi sejauh itu Daud masih juga belum sadar,bahkan dia berkata: "Demi TUHAN yang hidup,orang yang melakukan itu harus di hukum mati."[II Sam.12:5b.].Peristiwa demikian memang sering terjadi,kita lebih pandai mengamati dan mengetahui kesalahan atau dosa orang laih dari pada menyadari dosa -dosa diri kita sendiri.Lebih mudah mengoreksi orang lain dari pada mengoreksi hati kita sendiri.
Akhirnya nabi Natan berkata kepada Daud:"Engkaulah orang itu!...[II Sam.12:7a] Sambung Natan lagi:"Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata NYA ? [II Sam.12:9a].
"TUHAN AKAN MENGAMPUNI ORANG YANG MENGAKUI DOSANYA ".!!

HALELUYA .AMIN .

Senin, 05 Mei 2014

Tak Sempurna

Standard

Bacaan: I Tesalonika 5:16-18Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah ... - I Tesalonika 5:18

Kata orang, saya ini cukup perfeksionis. Mungkin ada benarnya juga, sebab saya     selalu mengusahakan agar segala sesuatunya berjalan dengan sempurna. Namun meski     saya berjuang keras untuk mengusahakan apa yang sedang saya kerjakan menjadi     sempurna, tapi kenyataannya tak seperti itu. Bagi Anda yang sudah berlangganan     Renungan Harian Spirit sejak awal, yaitu edisi April 2005, tentu Anda akan menemukan     beberapa kesalahan yang cukup menganggu, misalnya kekeliruan penanggalan, atau     tulisan yang salah ketik, dsb. Saya sudah mengusahakan agar tak ada kekeliruan     sedikitpun juga, tapi kembali saya harus menghadapi kenyataan bahwa tidak ada     sesuatu yang sempurna.
Anda masih ingat dengan aksi Roberto Bagio (pemain sepak bola terbaik tahun     1994) yang menendang bola terlalu melenceng dari titik penalti, sehingga membuat     tim Italia gagal menjadi juara dalam piala dunia? Penonton yang melihat menjadi     kecewa atau bahkan marah besar karena tak seharusnya pemain sekaliber Roberto     Bagio gagal mengeksekusi tendangan penalti. Namun itulah hidup, tak ada yang     sempurna.
Tak ada yang sempurna. Jadi, berdamailah dengan ketidaksempurnaan yang sedang     kita alami. Berdamailah dengan kondisi fisik kita yang tidak sempurna. Jangan     pusingkan rambut kita yang terlalu keriting, postur tubuh kita yang terlalu     pendek, atau wajah kita yang biasa-biasa saja. Berdamailah dengan kesalahan     kecil yang tak pernah kita perhitungkan sebelumnya. Berdamailah dengan suasana     hati seandainya mobil kesayangan kita tergores panjang. Atau tak perlu terus-terusan     menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan keadaan buruk yang sedang kita alami.
Berdamai dengan ketidaksempurnaan bukan berarti kita hidup dengan asal-asalan     atau tidak perlu berusaha dengan sebaik-baiknya. Kita tetap harus mengusahakan     segala sesuatu menjadi sebaik dan sesempurna mungkin, namun seandainya itu tidak     menjadi seperti yang kita harapkan, kita tidak perlu kehilangan kebahagiaan     oleh karena merasa tak sempurna. Kita bukan mahkluk yang sempurna dan anti kesalahan,     jadi mengapa harus menjadi frustasi dan kehilangan kebahagiaan ketika segala     sesuatu tidak berjalan dengan sempurna? Kita tetap bisa menjadi yang terbaik,     meski tidak sempurna. Ini hanya masalah cara pandang saja.
Maafkan diri sendiri ketika melakukan kesalahan. Maafkan orang lain ketika     ia tidak seperti yang kita harapkan

Kamis, 01 Mei 2014

Masalah tak hentikan kita !

Standard
Damai Sejahtera Bagi Kita Semua
Shallom . . . .

Ketika kita menjalani hidup ini, kerap kali kita di guncang oleh badai yang menghadang. Sering kita ikut terbawa arus badai itu, sehingga kita seperti mainan yang di permainkan oleh Problema hidup kita

Tapi sadarkah kita ?
Sering kali Yesus berkata dalam hati kita
"Tenang, masalah yang kamu hadapi itu adalah pekerjaanKu, Cukup percaya saja"
Pernahkah kita menggenapi itu ?
Pribadi Yesus adalah pribadi yang setia
"Seumpamanya begini,.... Peganglah lengan Yesus, Yesus akan memegang lenganmu juga, Kuatkanlah Peganganmu, Maka Yesus, akan menguatkan tangannya juga, Sebaliknya Lemaskanlah peganganmu, Yesus akan sedikit melonggarkan eratannya, Tapi ! Ketika kita melepaskan tangan kita ! Maka Yesus Tidak !
Dia adalah pribadi Bapa yang sayang anak-anakNya
Sehingga seburuk apapun kelakuan kita, dia akan mengarahkan kita ke jalan yang benar.

 Bagaimana kita menyikapi diri ketika badai menerpa?
Seharusnya kita tidak menyikapinya dengan Panik

Seperti cerita dalam Markus 4 : 35-41
Ketika kapal mereka di terpa badai, Hanya ada ketakutan dan kepanikan yang di pikiran mereka!
Mereka menyikapinya dengan kepanikan, lalu membangunkan Yesus

Ketika Yesus bangun, Ia Meredahkan badai itu, lalu Yesus bertanya kepada mereka "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Yesus memerintahkan kita untuk Tidak Takut, Dia Hanya ingin kita Percaya
Serahkanlah setiap problem dalam kehidupan kita kepadaNya
Maka dia akan memberikan jalan keluarnya Juga

Setiap hari hendaklah kita menjaga jam-jam kita untuk bertemu dengan Tuhan, melalui Doa
Karena Yesus rindu melihat anak-anakNya Menyampaikan isi hati kita kepadanya, Bukan karena Yesus tidak mengetahui Hati kita
Tapi Yesus ingin mendengarkan secara langsung setiap problem yang kita hadapi

Banyak hal yang mengganggu Kita
Suara rayuan si Jahat
menggoda kita agar takut, gelisah, dan lain sebagainya.
Namun Berdoalah kepada Tuhan, Agar Iman Kita di kuatkan dan kita di bentengi oleh kuasanya

Jadi Jika kita Mempunyai Masalah yang berat maupun ringan
Datanglah pada Tuhan, Jangan pada Kehidupan Duniawi
Karna Hanya Tuhanlah yang mempunyai Jalan keluar terbaik

Kita hendaknya bercermin akan Pribadi Yesus, Bukan Bercermin akan Dunia
sebab kita adalah milik kepunyaan Yesus
Semoga Demikian :)

Jesus Blessing Us  

Selasa, 18 Februari 2014

Allah Sumber Damai Sejahtera

Standard



1. Yesus Menawarkan kepada Kita Damai Sejahtera Bersama Allah
    Mungkin kita belum pernah menyadari bahwa jika kita berusaha hidup menurut keinginan diri sendiri, bukan seturut kehendak Allah, sesungguhnya kita sedang berkonflik dengan Allah. Allah menciptakan kita untuk hidup menurut kehendak-Nya, tetapi selama ini kita hidup dalam pemberontakan melawan Allah. Alkitab menyebut ini sebagai masalah yang universial, di dalam Yesaya 53:6 "Kita semua seperti domba yang berkeliaran lalu tersesat. Kita semua telah mengerjakan apa yang kita anggap benar, berjalan menurut jalan kita sendiri. Namun, Allah telah menimpakan seluruh dosa kita, segala kesalahan kita pada-Nya (Yesus)". Ini merupakan perang tertutup dengan Allah, di sini setiap kita memutuskan untuk tidak menaati perintah Allah yang menimbulkan ketegangan di dalam pikiran kita dan keletihan pada tubuh kita.

2. Yesus Menawarkan kepada Kita Damai Sejahtera dari Allah
    Begitu kita berdamai dengan Allah, kita akan mulai merasakan damai sejahtera dari Allah di dalam hati dan pikiran kita. Semakin kita berdoa, semakin berkurang rasa panik kita. Semakin kita menyembah, semakin kekurangan kekuatiran kita. Kita akan merasakan kesabaran kita bertambah dan rasa tertekan kita berkurang. Alkitab berjanjian, di dalam Yesaya 26:3 "Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."
Yesus berjanji di dalam Matius 11:28-29, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegahan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."

3. Yesus Menunjukan kepada Kita Cara Berdamai dengan Manusia
    Segera setelah kita berdamai dengan Allah dan kita mulai merasakan damai sejahtera dari Allah di dalam hati kita. Allah menginginkan kita mengalami sukacita karena hidup berdamai dengan semua orang di dalam hidup kita.
Dia melakukan hal ini dengan cara yang mengubah kita menjadi pembawa damai. Allah akan memberikan kepada kita hasrat, lalu kemampuan dan kekuatan, untuk hidup damai dengan sesama di dalam hidup kita yang sebelumnya pernah terlibat konflik dengan kita. Di dalam 2 Korintus 5:18 "Semua ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, dan yang selanjutnya memanggil kita untuk berdamai dengan sesama."
Ketika Kristus masuk ke dalam kehidupan kita, salah satu hal yang kita lihat bedanya adalah di dalam hubungan kita. Apakah kita menginginkan kehadiran Allah dalam hidup dan karier kita? Yesus berfirman, di dalam Matius 5:9 "Berbahagialah orang yang membawa Damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Sungguh alangkah indahnya hidup dalam perdamaian dengan semua orang. Di mana ada kedamaian disitu ada berkat-berkat Tuhan mengalir. Namun konflik sering terjadi di mana-mana, akibat dari sifat manusia yang berjalan menurut kehendaknya sendiri dan merasa dirinya benar. Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus membawa mereka damai di manapun kita berada. Kita harus memberitakan tentang Kristus, karena Dialah sumber damai.

Rabu, 12 Februari 2014

Kesaksian Di Gereja

Standard
koreksi pribadi kita setelah membaca kiriman ini..
Jangan Pernah Terlambat Memberitakan Injil

Saya ingin sharing tentang apa yang saya dapat di kebaktian hari minggu ini di gereja saya. Saya sangat tersentuh oleh sebuah kesaksian Ps. Philip Mantofa tentang bagaimana suatu hari dia tidak taat pada suara Tuhan, yang mengakibatkan seseorang meninggal bunuh diri sebelum dia mengenal Yesus. Berikut kira-kira ceritanya :

Saat itu saya belum menjadi seorang penginjil. Saya masih berkuliah di sekolah Teologia di Vancouver, Canada. Suatu hari saat saya datang ke sebuah acara bazaar, tiba-tiba seorang laki-laki berumur belasan tahun menghampiri saya dan mengajak saya berkenalan. Dari penampilan luarnya, dia sangat rapi dan terlihat seperti orang baik-baik.

Kami berbincang-bincang sebentar dan saling bertanya tentang sekolah kami. Setelah dia mengetahui bahwa saya bersekolah di sekolah Alkitab, dia tiba-tiba bertanya, “Apakah kamu pernah tidur dengan wanita?”. “Tidak, bagaimana denganmu?”, jawab saya. “Oh..benarkah? Saya sudah tidur dengan banyak wanita. Saya ingin bertanya, apakah menurutmu itu dosa?”, katanya. Kemudian dia menceritakan tentang kehidupannya yang begitu kelam. Dengan terus terang saya mengatakan bahwa itu dosa dan saya coba menjelaskan tentang kebaikan Yesus dan bagaimana Dia sanggup memulihkan hidupnya. Singkat cerita, dia mau ketika saya mengajaknya untuk ke gereja.

Hari minggunya dia datang bersama kakak laki-lakinya. Ketika kebaktian sedang berlangsung, tiba-tiba saya melihat kakaknya menarik-narik dia untuk mengajaknya pulang. Dia terlihat kebingungan antara ingin melanjutkan ibadah dan mengikuti ajakan kakaknya yang sedikit memaksa itu. Akhirnya saya hanya bisa melihat mereka keluar dari ruangan ibadah tersebut tanpa bisa melakukan apa-apa.

Esok paginya, saya harus pulang ke Indonesia karena ada suatu urusan. Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5 pagi Tuhan tiba-tiba membangunkan saya. Dan saya mendengar suara Tuhan dalam hati saya, Dia berkata, “Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku mengasihinya.”

“Ah Tuhan.. Bagaimana kalau nanti saja? Ini kan masih pagi sekali.. ” jawab saya dalam keadaan masih mengantuk.

Untuk kedua kalinya Tuhan berkata, “Philip, telpon dia sekarang. Katakan padanya bahwa Aku sangat mengasihinya.”

“Ah Tuhan.. nanti saja setelah saya balik lagi ke Canada baru saya telpon dia, dan saya akan ajak dia ke gereja lagi. Mungkin itu lebih baik.”

Namun suara itu masih berulang-ulang kali terdengar dalam hati saya. Saya tetap mengacuhkan suara tersebut dan menganggap bahwa masih ada waktu lain untuk mengatakannya.

Siang harinya, saya naik pesawat terbang untuk kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia, saya mendengar sebuah kabar bahwa laki-laki tersebut tewas karena bunuh diri. Dia dikabarkan lompat dari apartement bersama kakak laki-lakinya pada pukul 6 pagi tadi.

Setelah mendengar kabar tersebut saya sangat shock. Saya begitu merasa bersalah dan saya langsung meminta maaf kepada Tuhan karena tidak menuruti perintah-Nya pagi tadi. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa hal yang saya anggap sangat sepele bisa berakibat fatal seperti itu. Ini adalah sebuah kejadian yang begitu memukul saya dan tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Sejak saat itu, saya berjanji tidak akan pernah melewatkan kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang lain, terutama kepada orang-orang yang saya sayangi. Saya berjanji…

Teman-teman, dari kesaksian ini saya belajar bahwa sebuah kesempatan mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kita harus menceritakan tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain, terutama kepada keluarga dan orang-orang terdekat kita selagi kita masih memiliki kesempatan itu, karena Tuhan telah memilih kita sebagai penjaga kaum Israel (Yeh 3:17). Dan jangan sampai karena kita melewatkan kesempatan itu, kita jadi menyesal nantinya. Jadi, gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menceritakan kebaikan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! –dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. (Yeh 3:18-19)

~ BUAH KESABARAN ~ By: Apriyani Lasena

Standard



MENDAKI GUNUNG BERSAMA YESUS

Ada dua orang pendaki gunung yang sudah mendaki sampai setengah tebing sebuah gunung. Pada awalnya mereka tampak sangat bersemangat dan memulai pendakian dengan penuh keyakinan. Namun pada pertengahan jalan, mereka mulai kelelahan.

Pendaki yang pertama memutuskan untuk berhenti mendaki karena dirasa kekuatannya sudah tidak memungkinkan untuk menyelesaikan pendakian hingga ke puncak. Pendaki pertama merasa tidak mampu menakhlukkan sebuah gunung.

Berbeda halnya dengan pendaki yang kedua. Meski pun lelah ia tetap berusaha untuk menyelesaikan pendakiannya. Ia tetap yakin bahwa gunung itu akan berada di bawah kakinya. Dengan penuh kesabaran, ia mulai memijakkan kaki pada batu-batu yang terjal dan tajam sampai pada akhirnya gunung pun ia takhlukkan.

***
Dalam sebuah perjalanan hidup, kita pasti akan menemui sebuah gunung-gunung yang menghadang langkah kita. Banyak orang yang menyerah terlebih dahulu tanpa sedikit pun mencoba untuk melewatinya.

Orang yang sabar dengan setiap masalah yang terjadi dalam hidupnya dan selalu yakin bahwa ia dapat melaluinya adalah ciri-ciri seorang pemenang.
Tidak ada gunung yang tidak dapat ditakhlukkan.
Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Dalam setiap perlombaan pasti akan ada garis finisnya.
Dan apabila kita hidup di dalam Tuhan, maka bersiaplah untuk menjadi pemenang dalam semua tantangan.

"Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati" Pengkhotbah 7:8

Tuhan Yesus memberkati anda selalu.

Selasa, 11 Februari 2014

Tetap Bersyukur :)

Standard

TEMUKANLAH SATU ALASAN UNTUK BERSYUKUR KEPADA TUHAN


 Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
Mazmur 92:2-3

Pernahkah Anda merenungkan bahwa mungkin Anda tidak sedang mendapatkan jawaban dari doa-doa Anda karena Anda tidak bersyukur atas apa yang Tuhan telah lakukan bagi Anda? Pikirkanlah sebagai seorang orang tua. Jika anak Anda bersyukur dan ia sungguh-sungguh berterima kasih kepada Anda atas apa yang telah Anda lakukan, Anda ingin melakukan lebih banyak lagi baginya. Di sisi lain, jika anak Anda tidak berterima kasih, dan semua yang ia lakukan adalah meminta lebih banyak lagi, Anda sangat tidak suka menolong anak tersebut.

Itu sama dengan Tuhan, firman Tuhan mengajarkan kita bahwa kita seharusnya senantiasa bersyukur kepada Tuhan; kita seharusnya hidup dengan sikap bersyukur.

Anda mungkin berkata, “Aku telah melalui banyak kekecewaan. Aku kehilangan bisnisku tahun lalu. Pernikahanku tidak berhasil. Aku kehilangan begitu banyak. Bagaimana mungkin engkau mengharapkan aku bersyukur?”.

Tetapi jika saja bukan karena kebaikan Tuhan, Anda mungkin telah kehilangan semua. Jika bukan kemurahan Tuhan, Anda mungkin bahkan tidak ada disini hari ini. Berhentilah melihat pada apa yang telah hilang dan mulailah bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki.

Sahabat saya Freddie Lamb, mengalami ban kempes di jalan raya. Sementara ia di sisi jalan untuk mengganti ban, seorang pengemudi mabuk menabrak mobilnya mengenai dia. Sebagai akibatnya, Freddie kehilangan kedua kakinya.

Beberapa hari setelah kecelakaan itu, orang tua saya pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Freddie, sambil berpikir bahwa ia pasti putus asa dan marah atas kemalangannya. Tetapi Freddie tidak demikian. Ia memiliki seulas senyum di wajahnya dan penuh dengan sukacita. Semua yang dapat ia ucapkan adalah bagaimana Tuhan menyelamatkan nyawanya. Terlepas dari tragedi itu, ia masih memiliki sikap bersyukur. Ia bangun dari tempat tidurnya dan berkata, “Lihat, pendeta, apa yang tersisa dari kaki-kakiku,” ia masih dapat memuji Tuhan.

Freddie tidak memusatkan perhatian pada apa yang ia tidak miliki. Ia bersyukur kepada Tuhan atas apa yang masih ia miliki. Ia mungkin telah kehilangan banyak, tetapi ia tahu jika itu bukan karena kebaikan Tuhan, ia pasti telah kehilangan semua. Hari ini, Freddie Lamb memiliki kaki palsu baru, dan kemanapun ia pergi, ia mengatakan kepada orang-orang apa yang Tuhan telah lakukan baginya.

Buatlah sebuah keputusan hari ini bahwa Anda akan menjadi seperti Freddie. Tidak peduli apa yang datang melawan Anda, Anda akan memiliki sikap yang bersyukur. Anda akan menemukan beberapa alasan untuk bersyukur kepada Tuhan.

Baru-baru ini, saya menerima sebuah surat dari seorang wanita berusia delapan puluh tujuh tahun, namanya Dorothy. Ia menulis lelucon yang saya ceritakan pada awal kotbah saya, dan kemudian ia pergi ke rumah jompo untuk menceritakannya kepada teman-temannya, untuk memberikan semangat orang-orang yang ia sebut sebagai “orang-orang tua”. Memang menarik, Dorothy berkata kepada saya, “Joel, tak seorangpun di rumah jompo mengetahuinya, tetapi aku menderita penyakit paru-paru yang tidak tersembuhkan. Itu yang menyebabkan aku batuk-batuk lebih dari dua ratus kali sehari. Tetapi aku merasa begitu diberkati bahwa aku dapat pergi ke sana dan membuat sebuah perbedaan.”

Dorothy menyimpulkan sikap yang Tuhan ingin kita miliki saat menghadapi kesukaran. Ia tidak memusatkan perhatian pada apa yang salah. Ia memusatkan perhatian pada apa yang benar. Ia dapat saja mempersalahkan Tuhan, dan merasa kasihan pada diri sendiri. Tetapi tidak, ia telah belajar prinsip bahwa di dalam segala sesuatu kita harus bersyukur kepada Tuhan.

Mungkin Anda telah kehilangan sukacita Anda. Anda telah kehilangan semangat Anda. Anda telah kehilangan kemenangan Anda. Saya telah mendengar tentang seorang pria yang adalah seorang yang sangat negatif. Ia terus menerus memusatkan perhatian pada apa yang telah hilang daripadanya. Suatu hari, seseorang berkata kepadanya untuk menuliskan sepuluh hal yang dapat ia syukuri. Ia melakukannya dan setiap pagi ia mengulangi daftar itu beberapa kali. Sedikit demi sedikit, sikapnya mulai berubah. Ia memperoleh kemenangannya kembali. Hari ini ia sepenuhnya menjadi pribadi yang berbeda.

Saat Anda tergoda untuk putus asa, sadarilah bahwa akar penyebabnya sering kali dapat ditelusuri pada sikap yang tidak bersyukur. Tidak peduli apa yang datang melawan Anda, jika Anda akan melakukan apa yang Freddie dan Dorothy lakukan, Anda akan menang dalam setiap keadaan. Anggap saja, Anda mungkin menderita banyak kerugian, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan bahwa Anda masih disini. Anda hidup. Buatlah sebuah keputusan bahwa Anda akan menjadi seorang yang penuh syukur. Temukanlah beberapa alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Jika Anda mau melakukannya, tidak ada batas bagi apa yang Tuhan akan lakukan dalam kehidupan Anda.
-Joel Osteen-

Sumber

Senin, 10 Februari 2014

Sepuluh Langkah Doa

Standard
Apakah Anda Berdoa ?




Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa adalah landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak tentang kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda? Apakah Anda menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda luangkan untuk berdoa? Saya tidak akan bertanya berapa jam kita berdoa karena kalau kita meluangkan beberapa menit saja itu sudah cukup baik.
Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin bahwa mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan keagamaan? Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas dimana kita berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam perumpamaan orang Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah menjadi seorang yang pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri, dan ia mengira itulah yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman Anda mengenai doa?
Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah
Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah suatu jalinan persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin persahabatan dengan seorang yang lain melalui percakapan dengan orang itu. Apakah ada cara lain untuk membangun suatu persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah terlepas dari doa?  Apakah ada cara lain? Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena itu makna penting dari doa adalah bahwa melalui proses doa, kita berangsur-angsur sedang membangun persahabatan kita dengan Allah.
Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda tidak berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan keagamaan. Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah suatu komunikasi dengan Allah dengan tujuan untuk membangun persahabatan dengan-Nya. Tidak akan ada persahabatan yang terjalin jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan orang itu. Dan tahap persahabatan Anda dengan orang itu sebagian besar akan ditentukan oleh banyaknya waktu yang rela Anda berikan kepada orang itu.
Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai Sahabat? Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan senang berdoa. Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin menjadi seorang sahabat Allah.
Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?
Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu dengan-Nya sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah berbicara dengan-Nya, maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai Sahabat. Bukankah Ia kemudian akan berkata kepada Anda, "Aku tidak mengenalmu. Kamu belum pernah berbincang-bincang dengan-Ku. Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah dari-Ku." Apakah ini hanya suatu khayalan? Saya rasa tidak. Anda mungkin akan menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata,  "Kamu belum pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda hanyalah merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan dampak psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk mendapatkan suatu 'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa yang membuahkan kontak dengan Allah, karena tidak ada suatu hubungan dengan-Nya.
Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku mengenal aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu tetapi Aku tidak mengenal kamu!"
Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang membangun persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda dapat menempel sebuah stiker di dinding yang berbunyi, "Persahabatan dengan Allah - itulah sasaranku". Nah, jika Anda seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi lebih penting lagi.
Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak dapat melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda. Jika Anda tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang dapat Anda limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan intelektual? Dan pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan Anda.
Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai suatu sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui persekutuan dengan-Nya.
Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa
Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang kepada Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak bertumbuh. Bahkan lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa mereka bahkan tidak mampu bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh atau menjadi murtad. Saya yakin Anda tahu banyak kasus seperti ini.
Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat kehidupan doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa yang ada dalam kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi dosa. Saya tidak perlu menanyakan kepada seorangpun tentang kehidupan doa mereka karena hanya dengan melihat kehidupan mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah ia berdoa atau tidak. Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune dengan Allah, apa yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia turun dari gunung adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang dengan seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.
Sepuluh langkah dalam doa
1.  Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari
Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada kata-kata di situ.  Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan bersama kecuali jika berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang diterjemahkan sebagai 'janji' mempunyai dua makna yang berbeda namun berkaitan, dan saya akan menggunakan kedua makna tersebut.
Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment), makna yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya saling berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda sudah membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah Anda membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan waktu dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan waktu itu mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena Anda belum lagi belajar untuk berkomune secara konstan dengan Tuhan.
Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi umpamanya doa yang tiada hentinya.  Jika Anda mempunyai masalah untuk berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu membicarakan doa yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan objektif yang lebih rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani orang Kristen. Saya ingin membahas hal ini di tingkat yang sangat praktis.
Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama sepuluh menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh menit itu amatlah penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan sepuluh menit itu untuk tidur, kondisi Anda tidak akan berubah.  Hal yang penting adalah berdoa dengan fokus total. Harap diperhatikan kata ini, fokus total.  Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa menjadi suatu proses yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk sepuluh menit, kita dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran kita dan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus.
Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan Tuhan? Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah sepuluh menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan, bukan? Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak bisa memberi sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak orang Kristen yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan dampaknya adalah gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah. Jikalau seluruh anak Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit saja sehari, Anda akan melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam gereja. Gereja akan terus-menerus diubahkan.
Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya untuk sepuluh menit saja sampai di akhir hayat.  Di saat persahabatan Anda dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa lebih lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan lambat. Intinya disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda gunakan untuk berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang penting adalah kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan pacar Anda, dan Anda menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya tetapi saling tidak berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit itu? Jadi kualitas dari waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus yang kita miliki kepada Yesus.
Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?
Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya tadi sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda bahkan tidak akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan berkata, "Kamu tidak pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu telah menghabiskan banyak waktu berbicara kepada diri sendiri atau melakukan kegiatan keagamaan. Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"  Saudara yang kekasih, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini?
Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau apakah Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak lebih dari sekadar kegiatan keagamaan.  Saya bertanya sekali lagi, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini? Dan bagaimana dengan kemarin? Bagaimana dengan hari sebelumnya? Kapan terakhir kalinya Anda benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan bila Anda tidak pernah berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda akan berdiri dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"
Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu.  Aku rasa itu sudah cukup.  Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu menanyakan kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya, aku sudah berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan dengan 'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang konstan dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.
Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah suatu waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan. Saya merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi Dia sepuluh menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati. Marilah kita mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.
Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda untuk Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton TV, dan sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun saya bersedia untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda menghabiskan dua atau tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan berkomentar apapun. Tetapi bagaimana dengan sepuluh menit untuk Allah itu? Bukankah tragis saya harus memohon kepada Anda untuk memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah, sudahlah tidak apa-apa, tetapi marilah kita mulai dengan ini.
Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa yang harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya dengan ucapan rutin seperti,  "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan keluargaku, dan tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku tidak tertimpa kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang dapat Anda katakan. Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua Anda itu adalah suatu hal yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal ini. Tetapi jika Anda mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan merasa sedikit jenuh. Jadi pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak mempunyai hal lain untuk dibicarakan kepada Allah selain dari itu?
2.  Diamlah sepenuhnya
Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata sepatahpun. Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya. Pusatkan perhatian Anda kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda menggunakan dua menit pertama dari sepuluh menit yang begitu berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya, betul-betul diam. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah Allah, Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa kehadirat-Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan diam dihadapan-Nya,  mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan memperlakukan Allah sebagai Allah.
Kendalikan tubuh Anda
Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh Anda akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa sangat sulit untuk-ku berdoa?"  Jawabannya sederhana. Karena daging Anda. Sisi kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda dapat mengukur tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat bagaimana serunya kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda. Jika kedagingan di dalam diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak mampu mengendalikannya, maka Anda sebaiknya menanyakan apakah Anda sudah diselamatkan atau belum.
Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau tubuh kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia berkaitan langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk dua menit pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di dalam diri Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda, semuanya harus diam.  Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini teramat sangat sulit.
· Dengan mengatur pernafasan Anda
Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah dengan melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di 1 Korintus 9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku memberi diriku bogem mentah, aku memukuli diriku, aku harus menundukkan tubuh ini karena tubuhku ingin menghalangiku untuk berdoa. Dan hal yang sering kita dapati adalah bahwa kita harus belajar mengendalikan tubuh ini baik dari pihak kita dan juga melalui Roh Kudus yang bekerja secara langsung di dalam kita.  Namun tubuh kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu bahwa jika kita tidak minum air untuk sehari lamanya di padang gurun, kita akan sulit bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk jangka waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas bahkan untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas kehidupan, dan kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan nafas kehidupan tersebut di dalam kita. 
Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan pernafasan kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti saya menyuruh tubuh saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada Allah." Saya mengatakan kepada tubuh saya, "Kamu tidak mengendalikan aku lagi. Akulah yang mengendalikan kamu." Dan lewat pengendalian pernafasan saya, saya mengendalikan tubuh saya.
Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu menaklukkan tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak mau membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan tentang praktek doa.
· Dengan bersujud
Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan kepada si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat kepada-Nya." Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa yang sepuluh menit itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat berdoa untuk satu atau dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi menjadi hal yang praktis untuk rentang waktu selama itu, sebab setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda akan betul-betul membuat Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua lutut Anda akan mulai terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa semakin sulit untuk mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk dan berdoa. Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit yang pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.
Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu merupakan seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika Anda meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit sebelum tidur. Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi hal-hal yang tidak terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah ini akan kutaruh di dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur." Anda perlu berdoa setiap kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di dalam situasi itu, ada baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam doa.
Kendalikan hati Anda
Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?" Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita ke dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen yang ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan sesuatu dan satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah berkat-Nya.
Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam pernyataan Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu yang jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam diri dan mengendalikan tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengendalikan hati Anda. Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih baik daripada doa yang diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku Bapa, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke dalam persetujuan yang sempurna dengan Allah. Sekarang kita telah mencapai tahap dimana kita dapat berjalan bersama.
· Bertobat dari dosa-dosa Anda
Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia menghendaki Anda untuk bebas dari dosa.
Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena adanya dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa adalah apa saja yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda jujur dan serius untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus mulai dengan pertobatan dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan yang erat dengan Allah. Tidak ada gunanya berdoa karena doa Anda tidak akan tembus kepada Allah.
Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak ada hal yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda, kita cenderung berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dan kita berkata, "Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak peduli dengan dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa ukuran dosa Anda bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli besar atau kecil.
Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung
John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku menyadari bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada saudara X yang telah membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu tertegur karena telah mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa menyandung saudara tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku hampir tidak tidur semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang hebat ini apa yang menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah dosa, tidak peduli apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar. Itu adalah dosa. Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya membaca tulisan atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini, saya akan mencari rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka. Apa rahasia John Sung? John Sung mengungkapkan kepada kita dalam diarinya. Ia terus-menerus membuat pengakuan atas dosa-dosanya, ketidak-cakapannya dan ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan sengaja membiarkan setitik noda kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah mengherankan apabila ribuan orang datang kepada Tuhan melalui dia di saat ia menyatakan Firman Allah. Orang sakit disembuhkan, orang buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia tidak terlalu peduli dengan penyembuhan, ia tidak tertarik dengan penyembuhan. Ia menginginkan orang-orang untuk masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah. Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah berkenan menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa kita tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi seperti John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni kita dengan Allah.
3.   Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus
Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan Allah menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang tersembunyi di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita kepada Yesus. Ini adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian kita kepada Yesus. Hal ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda sedang berbicara dengan seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan berbicara sambil menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan memandang satu sama lain tatkala sedang berbicara. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak memandang Yesus bilamana mereka sedang berbicara, atau mengira, sedang berbicara kepada-Nya. Ibrani 12:2, dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Tidak ada hal yang namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari akan kehadiran-Nya.
Mulailah melihat Yesus melalui Injil
Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita kepada Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin saya bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya berkata, "Arahkan mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali tidak mengetahui apa yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah dasar pertama ke arah ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil dan lihatlah. Untuk apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil itu memberikan pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang Yesus. Jadi Anda dapat melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus, Lukas ataupun Yohanes. Anda dapat melihat Dia dari arah yang berbeda-beda.
Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan Anda berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah membuka Injil dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca Alkitab dengan cara yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan mulai menyadari mengapa kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat membaca perikop apa saja yang Anda sukai. Anda dapat memulainya dari Matius dan membaca terus sampai ke Yohanes, atau Anda dapat memulainya dari Yohanes atau dari bagian manapun juga.
Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu, Anda melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda dapat melihat beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya telah dekat. Dan Anda melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan Bapa. Sebenarnya, jika saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan saja bersujud, tetapi menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa. Dapatkah Anda melihat Yesus? Itulah gambaran yang dilukiskan untuk Anda. Dapatkah Anda melihat Dia sewaktu Ia berdoa? Keringat yang menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa besar intensitas doa-Nya. Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa seperti itu. Lalu Anda lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu. Kita melihat Yesus mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan? Mereka sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini, dan sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu jam saja untuk berdoa bersama-Ku?'  Tiga kali Ia pergi berdoa sendirian karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.
Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada Yesus di saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia apapun yang Ia lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling sederhana untuk belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus. Sambil Anda maju di dalam kehidupan rohani, Anda mungkin tidak memerlukan bantuan ini lagi karena Anda telah belajar untuk memandang pada Yesus secara terus-menerus. Biarlah saya mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar untuk memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci, maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang berbeda.
4.  Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu
Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai kenyataan yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan kata lain, Anda datang ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda. Apa gunanya berdoa kepada seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia bahkan peduli dengan Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk mengacungkan tangan, tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku percaya bahwa Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya dengan fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku tahu Ia mengasihiku."  Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?
Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat mengetahuinya.  "...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah memihak kepada-ku, kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan jika kitab Mazmur seluruhnya membicarakan tentang doa. Ia datang ke hadapan Allah dengan penuh keyakinan karena "Allah memihak kepada-ku".
5.  Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda
Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian. Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang itu menyukai kita atau tidak.  Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk memahaminya namun itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi Anda. Nah, poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah melihat di Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang ke hadapan Allah karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh sebab itu di poin ke lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia selalu mendengarkan kita.
Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat manusia. Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara kepada-Nya. Ia bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai waktu. Kita tidak punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala Raja. Itulah juga merupakan suatu keangkuhan dosa.
6.  Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya
Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu kenapa Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka kebanyakan orang Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang Kristen tidak berdoa dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak punya keyakinan jikalau Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna doa hanya sejauh berbicara kepada tembok. Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa Yesus mendengarkan Anda di saat Anda berdoa? Jika tidak maka Anda tidak mempunyai iman. Itulah alasan mengapa iman merupakan intisari dari doa. Saya percaya Yesus mendengarkan saya karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya. Dan apapun yang saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia berikan. Dan demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda mengalaminya, iman Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang kepada-Nya langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.
Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya. Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.
Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-Nya karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.
7.  Doa membutuhkan ketekunan
Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak kemajuan karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai berhasil bahkan untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus memberi beberapa perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa seperti di Lukas 18:1 tentang janda yang terus bersikeras sehingga sang hakim berbelas kasihan. Dan alasannya kenapa kita memerlukan kegigihan adalah seperti yang telah saya katakan tadi, di saat kita mulai berdoa, tubuh kita akan mulai memprotes. Bagi kita tubuh itu sepertinya termasuk penganut tradisi Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes.  Tubuh Anda adalah penganut Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes setiap saat. Seolah-olah tubuh kita memberontak dan berteriak,  "Kamu sudah berdoa untuk 11 menit lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10 menit saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke, engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang malah kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan ketekunan untuk bertarung menundukkan daging.
8.  Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya
Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai kepada aspek pengalaman doa. Anda hanya memiliki sedikit saja pengalaman akan Allah. Kebanyakan orang Kristen memiliki sedikit pengalaman akan Allah yang bisa mereka bicarakan. Mengapa? Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki hubungan itu dengan-Ku, kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di dalammu, kita akan saling berbicara. Kita akan saling berkomunikasi. Sekarang kamu bisa meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan melakukannya untuk-mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah. Saya selalu mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang ada diluar pemahaman ataupun dugaan..
Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar
Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang berkendaraan pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat kami masih ada dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai melihat asap keluar dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari kami mempunyai masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam, mobil kami mogok dan mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari mesinnya, dan saya baru sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan kami  tertahan di jalan tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja saya yang kekasih Pendeta Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan tahukah Anda apa yang dia doakan? "Yesus, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel terdekat." Dan pada saat itu saya berpikir kepada diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana harus berkata 'Amin' untuk doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih besar daripada saya." Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak mungkin bersungguh-sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya sudah terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak bisa bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang mobil ini akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah ia selesai berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan, "Amin". Saya mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit banyak saya tahu soal mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara manusiawi adalah mustahil jika mobil ini bisa bergerak untuk satu incipun. Dan persneling mobil ini otomatis, jadi tidak bisa didorong. Jadi sesudah doanya, dan setelah mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga mengucapkan amin pada akhirnya, lalu saya masukkan gigi persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih ada. Dan ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus sampai tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau yang mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu, mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal yang luar biasa!
"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya cukup yakin jikalau ada sekelompok malaikat yang mendorong mobil itu dari belakang. Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi persneling. Bila Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda akan memiliki keyakinan untuk berdoa.
9.  Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda
Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi. Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi. Saya rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika Anda selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik Anda jangan repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju kepada jam Anda dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu mencemaskan kelebihan berdoa satu menit saja, pakailah jam weker. Jam weker ini memiliki keuntungan lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan tertidur, weker tadi akan membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau dua menit terakhir itu, berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini, dengarlah. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda.
Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada saya, dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat didengar. Tetapi kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat merasakan suatu dorongan batin dimana Allah ingin saya melakukan sesuatu. Pernahkah Anda meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkan, mendengarkan suara yang kecil dan tenang itu? Hanya dengan mendengar barulah Anda akan mulai mengalami sesuatu. Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak pernah berhenti untuk mendengarkan.
Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang nabi-Nya. Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian Lama, dan disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah firman Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan itu akan menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh berbicara kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah, maka tahap demi tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang Ia ucapkan kepada Anda dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda kepada orang lain. Dan bila Anda melakukannya, bila Anda mulai maju dalam kehidupan Kekristenan Anda, maka pada suatu hari nanti jika Anda sedang berkotbah, Anda akan berkotbah dengan kuasa-Nya. Itulah kuasa nubuat (prophetic power). Barangkali Anda tidak perlu menggunakan kata-kata "Beginilah firman Tuhan", tetapi "Saya berkata dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa inilah yang difirmankan Allah." Maksud saya adalah, kita tidak menggunakan ungkapan "Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini dan berkata, "Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi seorang nabi hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan". Namun saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu harus berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda sebab itu adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.
10.   Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur
Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai dalam waktu satu dua menit.  Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba saatnya untuk menutup doa sepuluh menit Anda, senantiasalah, mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di Mazmur, di akhir mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan pengucapan syukur.
Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur bahkan terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda dengan pujian dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah menanggapinya. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa pujian' (the power of praise). Terkadang di dalam gereja kita semua memuji Allah, tetapi itu karena kita melihat setiap orang melakukannya, jadi kitapun melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima kasih. Terima kasih Tuhan dari lubuk hatiku."  Dan bersyukurlah kepada-Nya atas segala sesuatu.
John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal
John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu.  Ia mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu itu anak laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia sedang berada di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama Beijing, dalam penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri dalam dagingnya' seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat buruk, seolah-olah ia belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia menerima kabar anaknya sedang sakit berat, dan sebulan kemudian ia meninggal. Istrinya tidak bisa menerima hal ini, maksudnya, pada awalnya ia tidak bisa menerimanya. John Sung tergoncang hebat, tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita akan amat tersentuh - ia mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur bahwa Allah telah mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya.  Orang lain mungkin akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai kesehatanku rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau masih mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima kasih kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil. Diberkatilah nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah kehilangan anaknya kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John Sung.
Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa
Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John Sung, mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam setiap situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti bahwa hal itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam hatinya, di dalam kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari kedalaman hatinya. Nah, secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan dari kita, namun alasannya ia mampu melakukan hal ini pada akhirnya adalah karena seperti yang saya katakan tadi, ia menutup waktu doanya dengan ucapan syukur. Doanya selalu dipenuhi dengan ucapan syukur.
Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya. Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk rentang waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya dengan sepuluh menit.
Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan dalam doa:
Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya kami tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa kami. Tuhan, ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang disebabkan oleh doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-Mu Tuhan, ke dalam doa, dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara kepada hati kami, dan membuahkan hasil untuk kekekalan. Kami mempersembahkan ucapan syukur dan penyembahan kami yang terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak. Amin.